REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membuka akses jalaj pascagempa bumi dan tsunami di Palu dan Donggala. Sebab, kelancaran konektivitas sangat penting bagi mobilitas orang dan distribusi bantuan agar bisa sampai ke lokasi-lokasi pengungsian di Kota Palu dan Kabupaten Donggala.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, akses jalan nasional ke Kota Palu melalui Lintas Barat, Timur, dan Tengah telah terbuka seluruhnya. Jalur Lintas Barat yakni ruas jalan Palu – Pelabuhan Pantoloan – Tolitoli – Buol sepanjang 546 km dan Ruas Palu – Donggala – Pasangkayu – Mamuju sepanjang 420 km. Sementara Jalur Lintas Tengah yakni Ruas Palu – Napu – Poso sepanjang 427 km dan Palu – Kebon Kopi – Parigi – Poso sepanjang 220 km. Untuk Lintas Timur melalui Ruas Palu – Kebon Kopi – Marisa – Gorontalo sepanjang 607 km.
Kondisi bangunan dan jalanan yang rusak akibat gempa 7,4 pada skala richter (SR), di kawasan Kampung Petobo, Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (2/10).
Salah satu ruas krusial yakni Kota Palu – Kabupaten Parigi terdapat daerah dataran tinggi yang rawan longsor yakni di Kebon Kopi. Penanganan ruas jalan ini telah dilakukan secara bertahap. Pada 2017 ada empat paket pekerjaan multiyears dengan nilai Rp 330 miliar.
"Saat ini kita di Kebun Kopi yang berada di ruas jalan antara Kota Palu dan Kabupaten Parigi, penghubung lintas Timur dan Barat. Jalan di kawasan Kebun Kopi sejak lama merupakan rawan longsor. Kita lakukan perbaikan secara ofensif," katanya melalui siaran pers.
Rekonstruksi ruas jalan Kota Palu - Kabupaten Parigi dilakukan sepanjang 48 kilometer oleh Balai Pelaksanaan Jalan Nasional XIV, Ditjen Bina Marga. Ia mengatakan, penanganan tidak lagi dilakukan setelah terjadinya longsor namun dilakukan perkuatan tebing dengan teknologi geotrip dan geometric tanam yakni berupa tumbuhan.
"Ramah lingkungan sehingga menjadi green infrastruktur dan memiliki daya tarik wisata. Selain dilakukan perkuatan tebing juga dilakukan perbaikan badan jalannya," ujar Basuki.
Suasana jembatan kuning yang ambruk akibat gempa dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (29/9).
Pekerjaan Paket IA dan IB penanganan longsoran Kebon Kopi berupa penanganan geometrik lereng dari awalnya kemiringan 70 derajat menjadi 55 derajat. Selanjutnya dilakukan manajemen drainase lereng sehingga air turun tidak membebani lereng, penggunaan geogrid untuk menahan jatuhnya batuan, kemudian geomed berupa media tanam untuk mengontrol erosi dan sebagai tempat tumbuhnya tumbuhan. Pekerjaan kedua paket ini akan rampung pada akhir 2018.
Sedangkan untuk paket IIA dan IIB telah dilakukan penandatanganan kontrak pada 25 September 2018 dan akan rampung pada Desember 2019. Anggaran Paket IA sebesar Rp 123 miliar, Paket IB Rp 74 miliar, Paket IIA sebesar Rp 11 miliar dan Paket IIB yakni Rp 122 miliar.
Penanganan yang dilakukan berupa penanganan geometrik sehingga lebih landai, serta manajemen drainase lereng sehingga air turun tidak membebani lereng, penggunaan geogrid untuk menahan jatuhnya batuan. Kemudian geomed berupa media tanam untuk mengontrol erosi dan sebagai media tumbuh tanaman.
Kementerian PUPR juga akan melakukan perbaikan dua jembatan rusak pada ruas jalan nasional di Towalen & Toboyo dan Jembatan Kuning. Mengingat fungsi Jembatan Kuning sebagai ikon Kota Palu, jembatan ini akan ditangani Kementerian PUPR diawali dengan pengecekan struktur jembatan dan desain ulang.
Di Kota Palu juga dilakukan perbaikan jalan yang retak dengan cara pengupasan (scrapping dan patching). Untuk pengerjaannya dilakukan mobilisasi alat berat satu unit excavator, satu loader dan dua dump truck.