Rabu 03 Oct 2018 01:05 WIB

Angkutan Barang dengan KA Kurang Efektif

Bongkar muat barang setelah sampai di stasiun juga perlu dipermudah.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolanda
Ilustrasi angkutan logistik.
Foto: ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani
Ilustrasi angkutan logistik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- CEO Lookman Djaja, Kyatmaja Lookman menilai angkutan barang menggunakan kereta api dinilai masih membutuhkan waktu yang lebih lama. Menurut Kyatmaja yang juga merupakan Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia itu, selama ini paradigma angkutan barang menggunakan kereta api belum inovatif.

“Angkutan barang di kereta api itu-itu saja pakai gerbong datar diangkut pakai kontainer. Sedangkan masalah di angkutan kontainer itu seperti yang seharusnya cepat dari stasiun ke stasiun 13 jam kenyataan di lapangannya bisa lebih lama dari 36 jam,” kata Kyatmaja di Hotel Borobudur Jakarta, Selasa (2/10).

Jika berbicara mengenai ongkos, itu merupakan hal yang paling sensitif karena tidak boleh melibihi dari biaya yang ditetapkan. Logistik itu, kata dia, faktor pengeluaran ketika sudah dianggarkan tidak boleh naik.

Dia mencontohkan, sebuah perusahaan terbiasa mengirim satu juta ton dengan biaya yang sudah ditetapkan namun ketika menggunakan kereta api naik. “Ini yang ada di perusahaan. Jadi ini yang perlu dimengerti dulu,” ujar Kyatmaja.

Untuk itu, dia menilai jika pemerintah menginginkan adanya perpindahan angkutan barang truk ke kereta api, maka harus ada insentif tertentu. Salah satunya, hal tersebut menurutnya bisa terjadi jika biaya turun atau minimal sama seperti menggunakan truk.

Saat ini, perusahaan atau pemilik barang menurut Kyatmaja memilih kereta api karena isu kontingensi. “Ada bencana banjir, truk nggak bisa lewat. Akhirnya butuh cadangan kereta. Itu yang ada di mindset pemilik barang,” jelas Kyatmaja.

Kyatmaja mengharapkan ada inovasi lain yang bisa ditawarkan dari KAI jika ingin adanya perpindahan moda transportasi angkutan barang. Seperti di India, kata Kyatmaja, yang memiliki layanan truk naik di atas kereta sehingga ketika turun di stasiun tujuan tidak terlalu lama saat bongkar muat barang.

Sayangnya, kondisi stasiun saat ini menurut Kyatmaja masih belum sesuai untuk melakukan inovasi tersebut. “Kita punya banyak stasiun, masalahnya, di stasiun-stasiun itu sekitarnya rumah penduduk,” ungkap Kyatmaja.

PT Kereta Api Indonesia (KAI) (Persero) tengah mempertimbangan biaya transportasi barang menggunakan kereta api dapat lebih kompetitif. Direktur Utama KAI Edi Sukmoro menginginkan jangan sampai pemilik barang merasa berpindah ke kereta api tapi biaya logistik semakin bertambah.

Untuk itu, Edi memastikan saat ini masih didiskusikan bagaimana mencari solusi agar tarif pengiriman baramg menggunakan kereta api bisa lebih murah atau bersaing. "Kalau dia (angkutan barang) pindah ke KAI paling tidak harusnya sama dengan kalau diangkut lewat jalan raya,” kata Edi di Hotel Borobudur Jakarta, Selasa (2/10). 

Baca juga, KAI Pertimbangkan Tarif Angkutan Barang Lebih Kompetitif

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement