REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menyambut pertemuan Dana Moneter Indonesia (IMF) dengan World Bank (Bank Dunia) pada 8 sampai 14 Oktober mendatang, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) menggelar Forum Akademika. Acara yang diadakan di Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 21 September lalu itu membahas tentang ekonomi syariah.
Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kemkominfo Niken Widiastuti menjelaskan, digelarnya pertemuan gubernur bank sentral serta menteri keuangan dari 189 negara tersebut di Indonesia menjadi sinyal kuat kepercayaan dunia pada Tanah Air. Maka momentum langka ini harus dimanfaatkan secara maksimal.
Menurut Niken, Indonesia sebagai middle income country telah menjadi salah satu model keberhasilan. "Maka ini jadi momen untuk tunjukkan ke dunia, bagaimana kemajuan ekonomi Indonesia, sebagai bagian dari pergaulan dunia untuk sharing pada dunia," kata Niken dalam sambutannya di awal Forum Akademika.
Lebih lanjut, kata dia, pertemuan IMF-Bank Dunia cukup menarik karena pertama kalinya ekonomi syariah menjadi salah satu yang akan diperbincangkan. "Ekonomi syariah akan jadi substansi yang diperhatikan serta dibahas di level big event," ujar Niken.
Pada 2019, kata Niken, IMF bakal memasukkan ekonomi Islam sebagai salah satu penilaian pada suatu negara. Sektor tersebut saat ini tengah tumbuh sehingga bisa menjadi penopang ekonomi dunia.
"Sayangnya pemahaman masyarakat tentang ekonomi syariah masih kurang. Maka perlu kita harap Indonesia menjadi leading ekonomi syariah di dunia. Diharapkan pula seluruh pemangku kepentingan bisa mendukung," tuturnya.
Niken menambahkan, peluang ekonomi syariah ke depan sangat besar sehingga perlu digarap secara serius. "Jadi Akademi Forum ini penting sebagai ruang akademisi untuk membahas aspek kebijakan yang bisa dikembangkan," tutur Niken.
Sementara itu Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Dede Rosyada mengatakan, potensi ekonomi syariah terlihat pula pada peminat jurusan Perbankan Syariah di UIN Jakarta. "Peminat Perbankan Syariah di sini tertinggi setiap tahunnya. Satu mahasiswa yang masuk atau mendapat kursi di jurusan ini, berarti sudah menendang 105 orang saingannya," kata Dede.
Ia menjelaskan, universitasnya berupaya terus mengembangkan ilmu ekonomi syariah. Salah satunya dengan tidak mengubah nomenklatur jurusan Perbankan Syariah maupun Ekonomi Syariah. Dalam forum tersebut hadir pula pembicara dari Kementerian Keuangan juga Bank Indonesia. Masing-masing pembicara memaparkan materinya seputar ekonomi syariah di depan ratusan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Jakarta.