Senin 01 Oct 2018 06:19 WIB

Investor Muamalat Diminta Berkomitmen

Otoritas Jasa Keuangan mengatakan Muamalat butuh suntikan modal Rp 4-8 triliun

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
 Logo besar Bank Muamalat terpasang di Muamalat tower, Kuningan, Jakarta.
Foto: Republika/Prayogi
Logo besar Bank Muamalat terpasang di Muamalat tower, Kuningan, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Direktur Bank Muamalat Endy Abdurrahman menilai investor bank syariah pertama di Indonesia itu harus mempunyai komitmen serta kemampuan untuk menyelesaikan masalah. Investor juga harus memiliki keinginan untuk memajukan Muamalat.

Menurutnya, Muamalat didirikan dengan tujuan dan cita cita yang besar. Namun, hal itu saja tidak akan cukup jika tidak diikuti oleh kemampuan dalam melaksanakannya. 

Ia bergabung dengan Muamalat sekitar akhir Juni 2014. Tidak lama setelah bergabung dengan Muamalat, sekitar September 2014, Endy menyampaikan temuannya tentang permasalahan yang dihadapi.

Lebih lanjut Endy menuturkan, suntikan modal bagi Bank Muamalat dibutuhkan untuk ekspansi bisnis berkelanjutan. Menurutnya, kebutuhan investor menjadi hal krusial dan mendesak karena kebutuhan modal itu meningkat cukup drastis.

"Buat saya siapa pun dapat menjadi investor Bank Muamalat selama memiliki komitmen dan kemampuan untuk menyelesaikan masalah dan memajukan Muamalat," kata dia.

Menurut Endy, siapa saja yang mampu untuk menyelamatkan Muamalat harus diterima dengan tangan terbuka. Waktu ada batasnya dan ini yang harus dapat disikapi dengan baik oleh semua pihak dan pemangku kepentingan.

Semua pihak perlu bekerja sama untuk kemajuan Muamalat. Regulator bertugas mengatur dan mengawasi, Dewan Pengawas Syariah (DPS) memberikan arahan dan monitoring internal terhadap jalannya organisasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement