REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Pertanian tak mungkin bisa mencukupi kebutuhan penduduk yang terus bertambah tanpa teknologi. Kementerian Pertanian (Kementan) berinisiatif menggenjot produktivitas pertanian dengan meluncurkan Revolusi Industri 4.0 di bidang pertanian untuk menjawab tantangan.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan dunia saat ini telah memasuki era revolusi industri yang ke-empat atau disebut juga Industri 4.0, ditandai dengan penggunaan mesin-mesin otomasi yang terintegrasi dengan jaringan internet. Sektor pertanian juga perlu beradaptasi untuk menjawab tantangan ke depan.
"Ke depan olah lahan, tanam, panen hingga pengolahan dilakukan menggunakan remote control dari rumah," kata Mentan Andi Amran Sulaiman dalam sambutannya di Balai Besar Mekanisasi Pertanian (BB Mektan), Serpong pada Jumat (28/9), seperti dalam siaran persnya.
Mentan menghadiri acara bertajuk “Inovasi Teknologi Mekanisasi Pertanian Modern Mendukung Revolusi Industri 4.0“.
Pada acara bertajuk “Inovasi Teknologi Mekanisasi Pertanian Modern Mendukung Revolusi Industri 4.0“ tersebut, Amran juga menyampaikan mekanisasi pertanian merupakan salah satu komponen penting untuk pertanian modern dalam mencapai target swasembada pangan berkelanjutan.
Inovasi dan pemanfaatannya oleh petani perlu terus didorong. Amran menyatakan anggaran Kementerian Pertanian untuk mekanisasi dan bantual alat mesin pertanian (Alsintan) saat ini sudah naik 2.000 persen.
Amran menjelaskan, ada lima teknologi utama yang menopang implementasi Industri 4.0, yaitu Internet of Things, Artificial Intelligence, Human-Machine Interface, teknologi robotic dan sensor, serta teknologi 3D Printing. Kesemuanya itu mentransformasi cara manusia berinteraksi hingga pada level yang paling mendasar, juga diarahkan untuk efisiensi dan daya saing industri.
"Melalui implementasi Industri 4.0 disektor pertanian, diharapkan proses usaha tani menjadi semakin efisien, sehingga terjadi efisiensi, peningkatan produktivitas, dan daya saing," jelas Amran menyambut peta jalan Making Indonesia 4.0 yang sebelumnya telah diluncurkan Presiden Joko Widodo.
Menurutnya jika dulu tanam satu hektare butuh dana dua juta rupiah, kini ditekan lewat mekanisasi pertanian jadi satu juta rupiah. Jika diterapkan 16 juta lahan pertanian, sudah hemat Rp 16 triliun. "Itu baru dari sisi tanam, belum panen dan sebagainya," tambah Amran.