Senin 24 Sep 2018 18:52 WIB

Bank Mandiri Terbitkan Obligasi Rp 3 Triliun

Mandiri menerima permintaan hingga Rp 4,092 triliun.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Dwi Murdaningsih
Karyawan menghitung tumpukan uang dolar Amerika Serikat di Cash Center Bank Mandiri, Jakarta, Senin (23/7).
Foto: Republika/Prayogi
Karyawan menghitung tumpukan uang dolar Amerika Serikat di Cash Center Bank Mandiri, Jakarta, Senin (23/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Mandiri menyelesaikan proses penerbitan obligasi dalam skema Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) I Tahap III 2018 senilai Rp 3 triliun. Dengan kupon 8,5 persen dan tenor lima tahun setelah resmi mencatatkan obligasi tersebut di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin, (24/9).

Direktur Treasury dan Institutional Banking Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan, pada transaksi ini, perseroan menerima permintaan hingga Rp 4,092 triliun. Hal itu berarti mengalami oversubscribed atau kelebihan permintaan sebanyak 1,36 kali.

“Ini menunjukkan, persepsi investor terhadap kinerja Bank Mandiri secara keseluruhan masih positif,” kata Darmawan melalui siaran pers, Senin, (24/9).

Dirinya menambahkan, dana hasil penerbitan obligasi tersebut seluruhnya akan dipergunakan untuk ekspansi kredit dalam rangka pengembangan usaha.

Dalam aksi korporasi ini, kata dia, Bank Mandiri menunjuk enam perusahaan penjamin emisi. Meliputi Mandiri Sekuritas, Trimegah Sekuritas Indonesia, BCA Sekuritas, BNI Sekuritas, Danareksa Sekuritas, serta Bahana Sekuritas.

PUB I Bank Mandiri Tahap III 2018 ini merupakan bagian dari PUB I Bank Mandiri dengan total size sebesar Rp 14 Triliun. Pada 2016 dan 2017, perseroan telah menerbitkan Obligasi masing-masing sebesar Rp 5 Triliun dan Rp 6 Triliun melalui PUB I Bank Mandiri Tahap I dan Tahap II.

Sebagai informasi, Bank Mandiri mencatat laba bersih sebesar Rp 12,2 triliun pada kuartal II 2018. Capaian ini tumbuh 28,7 persen dibandingkan pada Juni tahun lalu yang sebesar Rp 9,5 triliun.

Pertumbuhan laba Bank Mandiri terutama didorong pencapaian fee based income sebesar Rp 12,9 triliun. Angka itu tumbuh 18,1 persen year on year (yoy) diiringi pula dengan penurunan biaya Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) sebesar 15,4 persen yoy.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement