Senin 24 Sep 2018 17:07 WIB

Soal Penyerapan Beras, Buwas: Jangan Bicara Data Saya Salah!

Buwas tegaskan Bulog menyerap beras dalam negeri sebesar 1,4 juta ton.

Bulog Divre Sumbar terpaksa menyewa gudang milik swasta untuk menampung 7.500 ton beras impor asal Vietnam. Bila impor tetap dilanjutkan, maka Bulog harus menyewa gudang lain dengan biaya ratusan juta perbulan.
Foto: Republika/Sapto Andika Candra
Bulog Divre Sumbar terpaksa menyewa gudang milik swasta untuk menampung 7.500 ton beras impor asal Vietnam. Bila impor tetap dilanjutkan, maka Bulog harus menyewa gudang lain dengan biaya ratusan juta perbulan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso membantah tudingan bahwa penyerapan beras dalam negeri yang mampu dilakukan Bulog hanya sekitar 800 ribu ton.

Dalam diskusi soal ketahanan pangan di Menara Kadin, Jakarta, Senin, Budi Waseso atau akrab disapa Buwas menjelaskan, sejauh ini, Bulog telah menyerap beras dalam negeri sebanyak 1,4 juta ton atau 52,2 persen dari target sebesar 2,72 juta ton pada akhir 2018.

"Jadi jangan bicara data saya salah, sekarang penyerapan beras 1,4 juta bukan 800 ribu. Jadi jangan ngarang-ngarang, kalau tidak tahu. Itu mengacau," kata Buwas.

Buwas menjelaskan saat ini negara belum memiliki neraca beras yang memaparkan data-data produksi dan kebutuhan konsumsi beras Indonesia.

Oleh karena itu, ia berharap seluruh pemangku kepentingan, baik Kementerian Pertanian, Badan Pusat Statistik (BPS), bahkan Perum Bulog sendiri berkoordinasi dan menghilangkan ego sektoral guna kelengkapan data pertanian.

"Saya akan membantu data-data dari Bulog begini, Pertanian begini, seperti apa kita satukan dari catatan BPS seperti apa sehingga kita punya catatan neraca beras yang pasti," kata Buwas.

Baca juga, Polemik Impor Beras dan Kegeraman Beras.

Bulog menyatakan, saat ini stok cadangan beras di gudang mencapai 2,4 juta ton. Jumlah ini dinilai mencukupi bahkan  kebutuhan pangan pada Tahun Politik 2019 sehingga Indonesia tidak perlu melakukan impor beras.

Jumlah tersebut belum termasuk beras impor yang akan masuk pada Oktober sebesar 400 ribu ton sehingga total stoknya menjadi 2,8 juta ton, atau 2,7 juta ton jika dikurangi dengan kebutuhan beras sejahtera (Rastra) 100 ribu ton.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement