REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- BNI Syariah Islamic International Expo 2018 resmi dibuka, Sabtu (21/9), di Jakarta Convention Center, Jakarta. Pameran diramaikan oleh 140 perusahaan yang menyokong kegiatan haji dan umrah.
Sebanyak 58 perusahaan internasional yang hadir bergerak di bidang penyedia jasa hotel, transportasi, visa, katering dan telekomunikasi. Sementara 25 perusahaan penyelenggara resmi perjalanan umrah dan haji khusus berasal dari dalam negeri.
Selain itu ada 35 perusahaan dalam negeri yang bergerak dalam bidang makanan dan minuman halal, kosmetik dan fesyen untuk menunjang Indonesia sebagai tujuan wisata halal dunia. Kemudian, 22 perwakilan internasional terdiri dari maskapai penerbangan, perwakilan negara-negara sahabat dari tujuan wisata halal di Timur Tengah, Asia Tengah, Eropa dan Asia.
Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Kementerian Agama, Nizar Ali menilai kegiatan ini sangat positif dan sejalan dengan perkembangan penyelenggaraan haji dan umrah di Indonesia. Menurutnya, kemajuan dalam penyelenggaraan haji dan umrah ini harus diketahui oleh masyarakat dan dunia internasional.
"Industri ini memang sedang dalam tahap menggembirakan, kita berada di pusaran kemajuan dan bahkan sedang menuju cita-cita sebagai pusat perekonomian Islam di dunia," kata Nizar.
Penyelenggaraan haji dan umrah adalah salah satu dari banyak pendukung perekonomian Islam selain industri halal. Pertumbuhannya mencapai Rp 3.000 triliun per tahun. Peningkatan jumlah jamaah haji dan umrah setiap tahunnya menjadi cerminan.
Direktur Bisnis BNI Syariah, Dhias Widhiyati, mengatakan peningkatan minat masyarakat dapat dilihat juga dengan jumlah pertumbuhan dana tabungan BNI iB Baitullah Hasanah BNI Syariah dan dana atau giro travel yang bekerja sama dengan BNI Syariah.
Per Juni 2018 dana tabungan BNI iB Baitullah Hasanah BNI Syariah sebesar Rp 1,417 triliun tumbuh sebesar 9.45 persen dibandingkan Desember 2017 (year to date) yaitu sebesar Rp 1,283 triliun. Sedangkan dana atau giro travel per Juni 2018 sebesar Rp 106,337 milyar meningkat sebesar 39.23 persen dibandingkan dengan Desember 2017 (year to date) yaitu sebesar Rp 64,618 milyar.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
