REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Jasa Marga (Persero) Tbk pada semester I tahun 2018 mencatat EBITDA mencapai Rp 2,9 triliun. Realisasi EBITDA pada semester I 2018 ini tumbuh 10,4 persen dibanding periode yang sama tahun 2017.
Direktur Keuangan Jasa Marga Donny Arsal menjelaskan, di tengah kondisi pasar yang dinamis dan sentimen yang dipengaruhi oleh melonjaknya kurs dolar AS, kinerja keuangan Jasa Marga tercatat stabil. Hal ini tidak terlepas dari seluruh pinjaman Perseroan, termasuk Komodo Bond, adalah dalam bentuk mata uang rupiah sehingga tidak memiliki risiko dengan adanya kurs dolar naik.
Selain itu, material konstruksi pembangunan jalan tol berasal dari dalam negeri sehingga tidak berdampak dengan adanya kenaikan dolar AS. "Jasa Marga saat ini fokus dalam meningkatkan pertumbuhan EBITDA," tutur Direktur Keuangan Jasa Marga Donny Arsal dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Jumat (21/9).
Aset perseroan pun tumbuh cukup signifikan, yaitu menjadi Rp 87,5 triliun pada semester I tahun 2018 atau meningkat sebesar 10,5 persen dibandingkan dengan di akhir tahun 2017. Pada semester I tahun 2018 tercatat laba bersih Jasa Marga sebesar Rp 1,05 triliun, meningkat 2,9 persen dari periode yang sama tahun lalu.
Untuk menjaga profitabilititas dan struktur permodalan Perseroan, Jasa Marga juga melakukan divestasi kepemilikan saham minoritas di ruas tol JLB. Jasa Marga terus menjaga struktur permodalan dan kinerja perseroan dengan melakukan berbagai strategi inovasi pendanaan.
Donny menyebutkan Jasa Marga harus melakukan suatu terobosan untuk tetap menjaga fundamental keuangan Perseroan. Pada semester I tahun 2018, Jasa Marga telah menerbitkan Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT).
Dengan diterbitkannya skema pendanaan yang baru, Jasa Marga telah membuka potensi pasar baru dalam bidang pendanaan.