Kamis 20 Sep 2018 23:51 WIB

TCPI Siap Akusisi Dua Perusahaan Pelayaran Demi Kapasitas

TCPI mengakuisisi kepemilikan saham PT Kanz Gemilang Utama

Truk angkutan barang menunggu antre masuk ke kapal roro di Pelabuhan Merak, Banten.  (ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Truk angkutan barang menunggu antre masuk ke kapal roro di Pelabuhan Merak, Banten. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – PT Transcoal Pacific Tbk (TCPI) bersiap mengakuisisi dua perusahaan yang bergerak di bidang pelayaran, yaitu PT Energy Transporter Indonesia (ETI) dan PT Sentral Makmur (SML). Pengakuisisian yang rencananya resmi pada Oktober nanti, dilakukan TCPI untuk memperbesar kapasitas pengangkutan mereka. 

Direktur Utama TCPI Ricard Talumewo menyebutkan, pengakusisian terhadap dua perusahaan tersebut ditempuh dengan cara mengakuisisi kepemilikan saham PT Kanz Gemilang Utama (KGU).  KGU sendiri merupakan pemegang saham utama ETI dan SML.

“Target secepatnya. Saat ini masih negosiasi kemungkinan Oktober,” ucapnya berdasarkan rilis, Kamis (20/9). 

Akusisi ini membuat perusahaan jasa pelayaran logistik dan batu bara ini menjadi pemegang saham 99 persen dari KGU. Dengan begitu, secara tidak langsung, TCPI pun akan menjadi pemegang saham tidak langsung dari ETI sebanyak 85,5 persen dan dari SML sebanyak 99 persen. 

Meskipun rencana akuisisi dipastikan bulan depan, Dirc Ricard masih menolak menyebutkan nilai total investasi yang dibutuhkan untuk akuisisi ini.  Ia hanya mengungkapkan, dana untuk akuisisi akan diambil dari kas internal dan sebagian hasil dari initial public offering (IPO). Untuk diketahui, TPCI resmi listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) di kisaran 2 bulan lalu. 

Pasca akuisisi, volume pekerjaan perusahaan jasa pelayaran logistik dan batu bara ini akan bertambah menjadi 42 juta metrik ton per tahun. Dari angka tersebut, 24 juta ton per tahunnya merupakan pekerjaan transshipment.

“Dengan nilai kontrak sampai 2021 sebesar Rp 3 triliun dan untuk pekerjaan long hauling sebesar 18 juta metrik ton per tahun dengan nilai kontrak hingga 2027 sebesar Rp 13,3 triliun,” papar Ricard.

Kemudian, ada juga pengangkutan bijih nikel sebesar 1,1 juta metrik ton per tahun dengan nilai kontrak sampai dengan 2023 mencapai Rp 570 miliar. 

“Dengan kontrak-kontrak itu, diharapkan pendapatan TCPI meningkat secara signifikan yang akan mencapai kurang lebih Rp 3 triliun per tahun,” imbuhnya.

Sedikit informasi, pada 2017 kemarin laba tahun berjalan TCPI tercatat mencapai Rp 88,7 miliar. Sedikit meningkat Rp 770 juta dari laba di tahun 2016 sebesar Rp 86,23 miliar. 

Untuk mendukung kontrak yang siap terjalin pasca-akuisisi, TCPI akan mengoperasikan 22 set tug and barges serta 3 floating crane untuk kegiatan transshipment. Disediakan pula 125 set tug and barges dan 11 mother vessel untuk kegiatan long hauling batu bara. Selain itu, ada pula penyediaan 2 mother vessel guna kegiatan pengangkutan bijih nikel di Sulawesi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement