Rabu 19 Sep 2018 19:03 WIB

Bulog Diminta Jangan Terburu-buru Keluarkan Stok Beras

Setelah Oktober, kemungkinan petani tidak memiliki banyak stok.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolanda
Impor beras yang berlebihan
Foto: republika
Impor beras yang berlebihan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas meminta Perum Bulog tidak perlu terburu-buru mengeluarkan stok beras. Saat ini, Bulog memiliki stok beras mencapai 2,4 juta ton dan diperkirakan akan menyentuh tiga juta ton pada akhir 2018. 

Direktur Utama Bulog Budi Waseso (Buwas) mengatakan ada kemungkinan 1,4 juta ton beras impor tahun ini tidak akan bergerak. Menurut Dwi, stok yang ada itu tidak perlu langsung digunakan untuk operasi pasar saat ini. 

"Kita tunggu saja karena sekarang ini praktis tidak ada panen. Memang puncak panen kedua Juli, Agustus, September 2018, tapi dari pengamatan kami di 21 kabupaten memang potensi musim tanam gadu," kata Dwi kepada Republika.co.id, Rabu (19/9). 

Bahkan menurut Dwi musim tanam gadu saat kemarau berpotensi lebih lama dibandingkan tahun lalu karena kekeringan. Untuk itu, menurut Dwi, potensi panen pada Juli, Agustus, September 2018 relatif lebih rendah sehingga kemungkinan mempengaruhi stok beras nasional kita. Untuk itu jika saat ini belum diperlukan, Dwi meminta Bulog tidak perlu mengeluarkan stoknya terburu-buru.

"Karena masih panen musim gadu. Nanti baru setelah Oktober 2018 sebagaimana yang kami minta dari petani, jangan keluarkan saat-saat ini, nanti saja saat Oktober 2018," ungkap Dwi. 

Menurut Dwi, setelah Oktober 2018 ada kemungkinan petani sudah tidak memiliki begitu banyak stok berasnya. saat itulah, lanjut Dwi, harga beras perlu dijaga dengan operasi pasar yang dilakukan Bulog. 

Buwas menegaskan stok beras di Bulog hingga hari ini (19/9) mencapai 2,4 juta ton. Dari jumlah tersebut, Buwas mengatakan hanya akan ada sekitar 100 ribu ton beras yang terserap ke pedagang melalui operasi pasar.

Selanjutnya, Buwas memperkirakan stok beras Bulog hingga akhir Desember 2018 mencapai tiga juta ton. "Ini setelah ada tambahan 400 ribu ton lagi harus datang karena sudah kontrak. Dengan tambahan itu makanya masih tiga juta ton (stok beras hingga akhir 2018)," tutur Buwas. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement