REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo mendorong Forum Perguruan Tinggi untuk Desa (Pertides) untuk mengembangkan ilmu kewirausahaan kepada para mahasiswa dan alumni Akademi Desa 4.0. Menurutnya, hal itu akan mengasah kejelian mereka untuk melihat peluang bisnis yang dapat dikembangkan di pedesaan.
"Saya mendorong mahasiswa agar turun ke desa tidak hanya untuk membantu, melainkan juga jeli dan berani melihat peluang usaha di desa. Begitu juga para alumni Akademi Desa 4.0. Setiap persoalan adalah peluang," kata Menteri Eko.
Ia mencontohkan perjuangan transmigran teladan asal Surakarta yang bermukim di kawasan transmigrasi Desa Mahalona, Luwu Timur, Solikin. Melalui kejelian dan keuletannya, kata Eko, Solikin mampu mengembangkan usaha dan lahan lada miliknya hingga kini memiliki pendapatan lebih dari Rp 600 juta/ tahun.
"Kesempatan di desa besar sekali. Dalam 10 tahun mendatang, desa-desa saja mampu menghasilkan secara kolektif GDP lebih dari GDP Indonesia saat ini," katanya.
Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo beserta Jajaran menghadiri Wisuda Perdana Akademi Desa 4.0 dan Pameran Teknologi Tepat Guna di Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur. Selasa (18/9).
Dia meyakini mahasiswa memiliki kemampuan tersebut setelah melihat inovasi teknologi tepat guna yang dipamerkan di Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jawa Timur. Sejumlah inovasi yang menurutnya dapat dikembangkan di desa di antaranya adalah pengolahan gula semut, beras organik, maupun pengolahan bakso.
"Ini sebuah kesempatan bagi para wisudawan Akademi Desa, kesempatan buat para mahasiswa yang muda-muda. Jangan berpikir lagi cari kerjaan, tapi turun ke desa, ciptakan usaha dan kembangkan desa. Yang saya harapkan akan muncul pengusaha menengah atau yang besar berasal dari desa," kata Menteri Eko.
Selain kewirausahaan, Menteri Eko juga mendorong agar Forum Pertides mengajarkan mengenai teknologi digital kepada masyarakat desa. Mendes Eko meyakini metode tersebut dapat memberi peluang kepada para petani agar bisa memberi nilai tambah kepada produk-produk mereka. Selain itu, teknologi digital juga dapat mendorong terbukanya lapangan pekerjaan yang baru.
Senada dengan pernyataan Menteri, Ketua Forum Pertides yang juga Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) Kadarsyah Suryadi mengakui teknologi digital merupakan tantangan yang harus dihadapi dalam era 4.0 ini. Penggunaan aplikasi melalui ponsel kian memudahkan sejumlah urusan.
Dia pun mengapresiasi upaya pelatihan yang telah dilakukan di balai-balai Kemendes PDTT untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia, khususnya dalam menginisiasi penerapan teknologi digital dalam bahan ajar.
"Jadi adanya demokratisasi ilmu pengetahuan dan teknologi digital sekarang ini akan mendorong adanya mobilisasi komoditi. Bukan lagi orang yang bergerak mencari barang, tapi kini barang yang datang ke orangnya. Tinggal pakai handphone. Kami yakin ke insan-insan di desa juga bisa lakukan hal yang sama. Perguruan Tinggi untuk Desa siap untuk mendukung pengembangan tersebut," kata dia.