Selasa 18 Sep 2018 17:00 WIB

Pertamina Bangun Taman Bawah Laut di Perairan Padang

Pertamina berupaya melestarikan terumbu karang.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Dwi Murdaningsih
Pertamina menyalurkan dana CSR senilai Rp 243 juta untuk pembangunan taman bawah laut di Perairan Pulau Pasumpahan, Kota Padang, Sumatra Barat.
Foto: Republika/Sapto Andika Candra
Pertamina menyalurkan dana CSR senilai Rp 243 juta untuk pembangunan taman bawah laut di Perairan Pulau Pasumpahan, Kota Padang, Sumatra Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- PT Pertamina (persero) melalui Terminal BBM Teluk Kabung membangun taman bawah laut di sekitar Pulau Pasumpahan, Kota Padang, Sumatra Barat. Pembangunan taman bawah laut menggunakan dana pertanggungjawaban sosial perusahaan (CSR) senilai Rp 243 juta. Sedikitnya 600 bibit terumbu karang ditanam di area seluas 50x50 meter.

Operation Head Terminal BBM Teluk Kabung, Anas Hasan, menjelaskan bahwa program CSR penanaman terumbu karang sebetulnya sudah berjalan sejak tiga tahun lalu. Pihaknya sengaja melanjutkan program ini untuk tahun 2018 karena melihat hasil positif yang nyata pada pelaksanaan tahun 2016 dan 2017.

"Selain untuk mengembalikan keanekaregaman hayati di perairan sini, juga untuk menarik wisatawan. Imbasnya nanti adalah peningkatan ekonomi masyarakat, tanpa mengesampingkan kelestarian lingkungan," kata Anas, Selasa (18/9).

Koordinator Yayasan Minang Bahari, Samsuardi, menambahkan bahwa perairan barat Sumatra memang sempat mengalami 'bencana' ekosistem berupa pemutihan karang atau bleaching pada 2015-2016 lalu. Kondisi ini membuat terumbu karang di perairan barat Pulau Sumatra, termasuk Sumbar, mati. Menurutnya, upaya penanaman kembali terumbu karang seperti yang diinisasi Pertamina merupakan salah satu cara untuk mempercepat pemulihan terumbu karang.

"Pemulihan bisa secara alamiah. Namun kita membantu pemulihan ini dengan menenami kembali terumbu karang. Karang yang tumbuh juga bisa daya tarik wisata bawah laut," ucap dia.

Meski dikembangkan pariwisata bahari, Samsuardi sudah berkoordinasi dengan pengelola resor untuk membuat zonasi wisata bahari. Nantinya, disediakan area penanaman terumbu karang yang bisa dikunjungi wisatawan secara bebas, serta area yang boleh dikunjungi namun terbatas. Kebijakan ini untuk melindungi keberlangsungan terumbu karang.

"Zona pemanfaatan terbatas, artinya ada daerah yang kita izinkan wistawan snorkeling namun ada batasan area atau kedalaman. Jadi tetap kami jaga," kata Samsuardi.

Sejak dilakukan penanaman kembali terumbu karang pada 2016 lalu, Samsuardi mengungkapkan adanya pemulihan eksosistem laut. Terumbu karang sendiri tumbuh 2-3 cm setiap tahunnya. "Program ini membantu pemulihan. Daripada dibiarkan secara alami, kami bantu dengan transplantasi," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement