Senin 17 Sep 2018 16:16 WIB

KF dan Batan Buat Inovasi Pembebas Nyeri Penderita Kanker

Sudah ada empat rumah sakit di Indonesia yang menggunakan T Bone KaeF.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
PT Kimia Farma (Persero) Tbk atau Kimia Farma dan Pusat Teknologi Radioisotop dan Radiofarmaka Badan Tenaga Nuklir Indonesia (PTRR BATAN) bekerja sama membuat produk sebagai solusi terapi paliatif atau pembebas rasa nyeri bagi penderita kanker yang sudah menyebar ke tulang bernama T Bone KaeF.
Foto: Arie Lukihardianti/Republika
PT Kimia Farma (Persero) Tbk atau Kimia Farma dan Pusat Teknologi Radioisotop dan Radiofarmaka Badan Tenaga Nuklir Indonesia (PTRR BATAN) bekerja sama membuat produk sebagai solusi terapi paliatif atau pembebas rasa nyeri bagi penderita kanker yang sudah menyebar ke tulang bernama T Bone KaeF.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- PT Kimia Farma (Persero) Tbk atau Kimia Farma dan Pusat Teknologi Radioisotop dan Radiofarmaka Badan Tenaga Nuklir Indonesia (PTRR Batan) bekerja sama membuat produk sebagai solusi terapi paliatif atau pembebas rasa nyeri bagi penderita kanker. Terutama, untuk penderita kanker yang sudah menyebar ke tulang bernama T Bone KaeF.

Bukti inovasi antara Kimia Farma dan PTRR Batan tersebut diperkenalkan dalam pertemuan ilmiah tahunan Perhimpunan Kedokteran Nuklir Indonesia (PIT PKNI) Tahun 2018 di Kota Bandung, akhir pekan lalu.

Direktur Pengembangan Bisnis PT Kimia Farma (Persero) Tbk Pujianto mengatakan, T Bone KaeF merupakan salah satu dari lima inovasi yang diciptakan oleh perusahaannya dengan Batan selama 10 tahun terakhir ini. Karena, dalam mengembangkan produk baru Kimia Farma memang selalu bekerja sama dengan lembaga penelitian atau perguruan tinggi.

"Salah satunya ya dengan Batan ini. Hingga sekarang sudah ada lima produk baru yang kita kerja sama kan dengan Batan. Hasilnya kita komersialisasi, salah satunya T Bone KaeF ini," katanya.

Pujianto mengatakan, harga T Bone KaeF ini, sekitar Rp 3 juta dan harga tersebut jauh lebih murah dibandingkan penderita kanker yang menggunakan morfin untuk solusi terapi paliatif yang sudah menyebar ke tulang.

"Kalau morfin kan sering dikasih, murah tapi jumlahnya banyak. Itu sama saja," katanya. 

Sedangkan T Bone KaeF, kata dia, digunakan cukup sekali memang harganya lumayan tapi lebih efektif khasiatnya. "Dan ini aman karena tidak membuat ketergantungan," kataya.

Saat ini, sudah ada empat rumah sakit di Indonesia yakni tiga rumah sakit di Jakarta dan satu rumah sakit di Bandung yang sudah menggunakan T Bone KaeF untuk pembebas rasa nyeri pasien kanker. Khusus di Bandung rumah sakit yang sudah menggunakan T Bone Kaef ini adalah Rumah Sakit Hasan Sadikin.

Deputi Kepala Batan Bidang Sains dan Aplikasi Teknologi Nuklir (SATN), Hendig Winarno, mengatakan, T Bone KaeF ini berbahan dasar Samarium 153 (Samarium-Ethylene Dlamine Tetra Methylene Phosphonic Acid). Bahan ini bisa digunakan untuk pengganti morfiin kepada penderita kanker yang sudah menyebar ke tulang.

"Nah orang (penderita kanker) yang sudah metatasis ke tulang, itu nyerinya luar biasa," katanya.

Biasanya, kata dia, mereka harus diberi morfin. Namun, itu memerlukan dosis yang meningkat terus dan jaraknya hanya satu dua hari paling lama sepekan. Bagi penderita kanker yang menggunakan T Bone KaeF sebagai solusi terapi paliatif akan terhindar dari rasa nyeri hingga satu sampai dua bulan. Oleh karena itu, maka produk ini harus disebarluaskan.

"Kami apresiasi ke Kimia Farma dan dengan tangan terbuka menyambut baik produk ini," katanya.

Produk T Bone KaeF ini, kata dia, mampu mereduksi rasa sakit tulang berkisar antara 60 hingga 80 persen bagi penderita kanker. Selain itu, bisa meringankan biaya pengobatan yang berulang. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement