REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kinerja Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi, khususnya dalam pembangunan ekonomi terbukukan dalam buku bertajuk TGBNomics. Buku itu berisikan pengakuan kesuksesan TGB dalam membangun ekonomi NTB selama 10 tahun masa kepemimpinannya.
Buku itu bukanlah mengutarakan TGBNomics sebagai suatu mazhab ekonomi baru. "Tapi menggambarkan landasan langkah strategis dari seluruh pelaksana pembangunan NTB yang sepuluh tahun saya nahkodai," ujar TGB di peluncuran buku tersebut, Jakarta, Jumat (14/9).
Pengakuan kesuksesan TGB berdasarkan beberapa data bahwa pembangunan ekonomi NTB yang mencapai 7,1 persen pada tahun tahun kepemimpinan TGB, dan menurunnya angka kemiskinan sebanyak 24 persen pada awal kepemimpinannya di 2008 hingga mencapai 14 persen pada 2018.
Semua itu, kata TGB membentuk gambaran utuh, bahwa di NTB selama 10 tahun terakhir terjadi dinamika pembangunan yang luar biasa. "Dulu NTB itu (akronim) nasib tergantung Bali, atau nanti Tuhan bantu, tapi ada keyakinan dari seluruh masyarakat NTB, sehingga menjadi nasib Ternyata Baik, alhamdulillah," kata TGB.
TGB menuturkan, TGBNomics berisikan catatannya bersama masyarakat NTB mencapai hal-hal yang ia sebut sebagai perbaikan-perbaikan dalam pembangunan ekonomi. TGB berharap, rangkuman upayanya dalam TGBNomics dapat menjadi inspirasi bagi pemimpin lainnya.
"Saya berharap TGBNomics ini jadi tambahan inspirasi pemimpin muda di indonesia. Semakin banyak kepemimpinan dinamis dan inovatif, semoga jadi kontribusi yang baik," ujar dia.
Menanggapi kiprah TGB, Guru Besar Universitas Indonesia Rhenald Khasali mengatakan, untuk membangun ekonomi suatu daerah, diperlukan kecakapan dalam membaca daerahnya sendiri. Misalnya, kata dia, kepala daerah harus bisa membaca adanya kearifan lokal yang dapat dimanfaatkan sebagai kekuatan ekonomi.
Selain pembacaan potensi kearifan lokal, pemimpin daerah menurut Renald juga harus dapat membaca potensi ekonomi kreatif. Rhenald memandang TGB telah berhasil menciptakan hal tersebut. "TGB diberkahi pemahaman keagamaan dan sangat mengenal budaya di NTB dan mengenal keislaman. Nilai ini merekat. Local wisdom dan pendekatan ekonomi kreatif menekan kemiskinan," ujar dia.
Menteri PPN/Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, penekanan angka kemiskinan dari 24 persen hingga 14 persen yang dilakukan TGB dalam masa pemerintahannnya bukanlah hal yang mudah di Indonesia. Namun, hal itu daoat dilakukan oleh TGB dengan pemanfaatan anggaran pemerintah pusat dan potensi daerah.