Rabu 12 Sep 2018 23:00 WIB

Pembebasan Lahan Pelabuhan Patimban Capai 60 Persen

Nilai investasi di Pelabuhan Patimban mencapai Rp 43,3 triliun

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pembangunan dermaga pelabuha Patimban
Pembangunan dermaga pelabuha Patimban

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memastikan pembangunan Pelabuhan Patimban, Subang, Jawa Barat masih dalam proses. Meskipun pelaksanaan tersebut sudah dimulai, Direktur Kepelabuhan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub M Tohir mengatakan pembebasan lahan masih berjalan.

“Akses road sudah kontrak tapi itu di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Lahan sebagian sudah 60 persen pembebasan,” kata Tohir di kawasan Menteng, Jakarta, Rabu (12/9).

Dia menjelaskan, proses lelang diprediksi akan dilakukan pada akhir September 2018. Menurut Tohir, pengerjaan Pelabuhan Patimban saat ini masih dalam pengerjaan sisi laut sehingga tidak terlalu berpengaruh jika saat ini pembebasan lahan baru mencapai 60 persen.

Dengan begitu, Tohir menegaskan tidak ada permasalahan lahan dalam pembangunan Pelabuhan Patimban. “Sebagian lahan sudah ya, di sana (Pelabuhan Patimban) sedang berproses terus,” tutur Tohir.

Dalam pembebasan lahan pembangunan pelabuhan tersebut, menurut Tohir bagian backup area belum dibayar namun akses road sudah dibayar. Tohir mengharapkan pembebasan back up area bisa selesai hingga akhir tahun ini.

Tohir memastikan proses pencepatan pembebasan lahan Pelabuhan Patimban sudah dilakukan. “Untuk pembebasan lahan kami upayakan juga dengan Jawa Barat juga. Uang pembayaran juga sudah tersedia sampai Rp 500 miliar, kalau sama backup area bisa sampai Rp 800 miliar,” jelas Tohir.

Di sisi lain, Tohir menegaskan kondisi rupiah yang masih tertekan sehingga harus meminimalisir impor tidak berdampak kepada pembangunan Pelabuhan Patimban. Dia memastikan proses lelang akan segera dilakukan setelah itu beralih ke proses negosiasi dan kontrak.

Nilai investasi pembangunan Pelabuhan Patimban mencapai Rp 43,3 triliun. Sementara itu, pembangunanya dilakukan oleh konsorsium yang terdiri dari Penta Ocean, Toa, Rinkai dari perusahaan marine construction Jepang, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT PP (Persero) Tbk. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement