REPUBLIKA.CO.ID, KOLOMBO -- Nilai mata uang rupee Sri Lanka jatuh ke titik terendah baru 161,60 per dolar AS pada Senin (3/9). Hal itu didorong permintaan importir atas dolar AS lebih tinggi, sementara eksportir menunggu pembalikan dalam tren depresiasi untuk mengkonversi mata uang AS.
Mata uang lokal jatuh melampaui rekor sebelumnya 161,55 per dolar AS yang tercapai di sesi sebelumnya. "Ada permintaan dolar AS oleh importir dan dolar AS juga telah mengalami penguatan, tekanan depresiasi tetap karena eksportir sedang menunggu untuk melihat posisi terbawah dalam penurunan rupee," kata dealer, yang meminta namanya tidak disebutkan.
Ia mengatakan tidak ada banyak arus masuk, sementara bank asing membeli dolar AS untuk memfasilitasi beberapa aliran keluar terkait ekuitas.
Nasib serupa dialami rial Iran. Nilai mata uang Iran mencapai rekor terendah terhadap dolar AS di pasar tidak resmi pada perdagangan Senin di tengah memburuknya situasi ekonomi dan reimposisi sanksi-sanksi oleh Amerika Serikat. Dolar AS ditawarkan senilai 128.000 real, menurut situs valuta asing Bonbast.com, yang melacak pasar tidak resmi.
Mata uang rial telah bergejolak selama berbulan-bulan karena ekonomi yang lemah dan kesulitan keuangan di bank-bank lokal. Mata uang ini juga melemah karena permintaan besar dolar AS di kalangan orang Iran yang takut penarikan Washington dari perjanjian nuklir 2015. Sejumlah sanksi AS yang menargetkan industri minyak Iran akan mulai berlaku pada November.