Kamis 30 Aug 2018 11:47 WIB

Ramai Fenomena Flash Sale, Ini Penjelasan Ketum IdEA

iDEA menyebut flash sale layaknya clearance toko dengan pengunjung yang membludak

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Festival Properti.  Country GM Rumah123.com Ignatius Untung, Regional CEO Bank Mandiri Teuku Ali Usman dan Division Head Sales PT Alam Sutera Reality Tbk. Ingrid Lena Wang  (dari kiri) berjabattangan usai membuka Festival Properti Indonesia di Kota Kasablanka, Jakarta, Selasa (14/11).
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Festival Properti. Country GM Rumah123.com Ignatius Untung, Regional CEO Bank Mandiri Teuku Ali Usman dan Division Head Sales PT Alam Sutera Reality Tbk. Ingrid Lena Wang  (dari kiri) berjabattangan usai membuka Festival Properti Indonesia di Kota Kasablanka, Jakarta, Selasa (14/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Fenomena flash sale belakangan ini mengundang tingginya partisipasi publik. Alasannya tentu karena harga beragam produk lebih murah yang ditawarkan pelaku e-commerce di Indonesia.

Di sisi lain, banyak konsumen yang kecewa karena tidak berhasil mendapatkan produk flash sale. Curhatan di media sosial pun menjadi perbincangan hangat. 

Ketua Umum Indonesian e-Commerce Association (IdEA) Ignatius Untung mengatakan, edukasi publik itu perlu dilakukan. Sebab, konsumen harus paham teknis ketika e-commerce menyelenggarakan flash sale, sehingga mereka tidak terlalu kecewa ketika tidak beruntung mendapat produk yang diinginkan.

"Apalagi jumlah pengunjung sebuah flash sale pastinya tidak sedikit,” kata Untung dalam keterangan tertulis kepada Republika.co.id, Kamis, (30/8).

Untung menganalogikan flash sale yang dilakukan e-commerce layaknya sebuah program clearance sale yang dilakukan oleh toko-toko offline. “Sebetulnya ketika konsumen tidak beruntung (mendapat produk) dalam flash sale, bukan berarti mereka sedang ditipu oleh e-commerce, tetapi bisa jadi kalah cepat karena pada saat itu juga terdapat jutaan bahkan puluhan juta konsumen lain yang memperebutkan barang yang sama,” jelas Untung.

Bayangkan ada sebuah toko offline yang menyelenggarakan clearance sale dengan jumlah produk 30 buah. Ketika toko dibuka, ternyata ada 150 orang yang hadir bersamaan memperebutkan 30 produk yang dijual.

Pada akhirnya hanya akan ada 30 orang yang mendapatkan produk. Untuk 120 orang yang tidak beruntung mendapatkan produknya, bukan berarti menjadi kesalahan dari toko tersebut. 

Berita terkait flash sale yang sedang ramai dibicarakan datang dari Tokopedia. Perusahaan e-commerce ini mengakhiri hubungan kerja dengan pegawai yang melakukan pelanggaran transaksi terhadap 49 produk di flash sale

 

Membangun kepercayaan itu sulit, menjaga kepercayaan itu jauh lebih sulit. Untuk organisasi sebesar Tokopedia sekarang, menjaga kepercayaan harus dilakukan bersama-sama oleh setiap elemen di dalam @tokopedia, tanpa terkecuali, setiap detiknya, lewat aksi nyata. ⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀ Dalam menjaga kepercayaan, secara rutin kami melakukan internal audit, dan hasil audit terakhir kami menemukan beberapa pelanggaran yang berhubungan dengan kegagalan menjaga standard integritas Tokopedia. Rasanya sangat terpukul dan kecewa ketika mendapati ada beberapa anggota team yang melakukan pelanggaran sebanyak total 49 buah produk dari kampanye promosi Tokopedia. Memang jumlah nya kecil sekali dibanding puluhan juta produk yang terjual setiap bulan nya, namun bagi kami ini bukan persoalan seberapa kecil pelanggaran nya. Untuk pelanggaran sekecil apapun, ini adalah masalah kegagalan integritas dalam menjaga titipan kepercayaan yang diberikan kepada Tokopedia. Maka tanggal 24 Agustus kemarin, Tokopedia telah dengan tegas memberhentikan seluruh anggota team yang terbukti terlibat dalam pelanggaran ini. ⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀ Menjadi pemimpin, dalam menghadapi masalah, kita sering menghadapi pilihan, untuk mengabaikan kejadian yang buruk, menutup mata, melakukan hal yang dirasa baik untuk jangka pendek, atau melakukan hal yang paling sulit, namun benar untuk jangka panjang. Bagi saya, menjadi pemimpin bukanlah tentang popularitas. Menjadi pemimpin adalah tentang mengambil keputusan yang memang benar, seberapapun sulitnya itu. Hanya lewat itulah, maka nilai-nilai yang kita percaya, dapat terus kita jaga. Hanya lewat itulah, kepercayaan dapat terus dijaga. ⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀ Karena bagi saya dalam bermimpi itu, harus bermimpi dengan mata terbuka. Apa yang kamu impikan, kamu pikirkan, kamu ucapkan, dan kamu lakukan, harus konsisten.

A post shared by William Tanuwijaya (@liamtanu) on

Lewat akun instagramnya, CEO Tokopedia William Tanuwijaya menceritakan, “Rasanya sangat terpukul dan kecewa ketika mendapati ada beberapa anggota team yang melakukan pelanggaran sebanyak total 49 buah produk dari kampanye promosi Tokopedia. Memang jumlahnya kecil sekali dibanding puluhan juta produk yang terjual setiap bulannya, namun bagi kami ini bukan persoalan seberapa kecil pelanggarannya. Untuk pelanggaran sekecil apapun, ini adalah masalah kegagalan integritas dalam menjaga titipan kepercayaan yang diberikan kepada Tokopedia. Maka tanggal 24 Agustus kemarin, Tokopedia telah dengan tegas memberhentikan seluruh anggota team yang terbukti terlibat dalam pelanggaran ini.”

Menanggapi perihal ini, Untung menegaskan pentingnya pemahaman masyarakat terhadap kasus tersebut. “Saya melihat beberapa pemberitaan yang menghubungkan internal fraud sebagai penyebab tidak berhasilnya sebagian masyarakat untuk mendapatkan produk di flash sale. Padahal, kasus tersebut hanya melibatkan 49 produk dari jutaan produk lainnya yang berhasil dibeli oleh konsumen. Inilah mengapa edukasi konsumen itu penting supaya masyarakat kita tidak serta merta merasa ditipu atau curiga ada permainan ‘orang dalam’ ketika tidak mendapatkan produk di flash sale,” tutup Untung. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement