Rabu 22 Aug 2018 02:06 WIB

Bahan Bakar Mahal, Maskapai AS Tutup Penerbangan ke Cina

Jumlah penumpang AS dari Cina diperkirakan meningkat tiga kali lipat.

Rep: Sri Handayani/ Red: Friska Yolanda
American Airlines
Foto: Foxnews
American Airlines

REPUBLIKA.CO.ID, DENVER -- Maskapai penerbangan AS, American Airlines memotong rute dari Chicago ke Shanghai dan membatalkan penerbangan langsung dari kota AS ke Cina selama empat bulan. Hal ini dilakukan karena tingginya biaya bahan bakar dan lingkungan persaingan yang ketat. 

Dalam sebuah pernyataan, pihak maskapai menyatakan akan mencari izin dari Departemen Transportasi AS agar dapat kembali ke pasar saat kondisi membaik. "Layanan Chicago-Shanghai kami tidak menguntungkan dan tidak berkelanjutan dalam lingkungan biaya bahan bakar tinggi ini dan ketika kami memiliki peluang untuk sukses di pasar lain," kata Wakil Presiden Jaringan dan Perencanaan Jadwal Amerika, Vasu Raja.

American Airlines merupakan operator penerbangan terbesar AS dengan penumpang paling banyak. Sebelumnya, perusahaan ini telah memotong penerbangan dari Chicago ke Beijing pada Mei. 

Rute tertentu dipegang tiga operator utama AS. Namun, ketiga maskapai itu bermasalah dalam mendapatkan keuntungan. Mereka mencoba meraup pasar yang lebih luas, sebab lalu lintas penumpang kini sedang meningkat di negara dengan pasar dunia penerbangan yang paling cepat tumbuh. 

Sebelumnya, kedua saingan American Airlines, yakni United Airlines dan Delta Airlines telah menghentikan rute ke Cina. Padahal, jumlah penumpang dari Cina diperkirakan meningkat tiga kali lipat. 

Dari jumlah 4,3 juta penumpang tahun ini diprediksi akan ada peningkatan hingga 12,8 juta penumpang pada 2024. Profil penumpang juga bergeser dari penerbangan kelompok menjadi wisatawan independen. 

Amerika, yang mengambil saham di China Southern Airlines Co Ltd pada 2017 seharga 200 juta dolar AS, masih mengoperasikan penerbangan harian ke Beijing dari Los Angeles dan Dallas-Fort Worth, Texas. United menawarkan 12 penerbangan harian antara bandara AS dan China dan Hong Kong, setelah mengakhiri rute antara Hangzhou dan San Francisco pada tahun 2017. Delta memiliki tujuh penerbangan harian ke Cina, didukung oleh kemitraan codeshare dan ekuitas dengan China Eastern Airlines. Delta membeli 3,55 persen dari China Eastern seharga 450 juta dolar pada tahun 2015.

Tahun ini, Cina memperbolehkan peningkatan kompetisi antar operatornya pada rute internasional jarak jauh. Air Cina mendapatkan prioritas pada rute keluar dari Beijing. Namun, kebijakan yang dipermudah akan memungkinkan maskapai Cina Timur dan Cina Selatan meningkatkan pangsa pasar dari pangkalan mereka di Bandara Daxing baru di Beijing, yang akan dibuka pada 2019.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement