Sabtu 18 Aug 2018 16:20 WIB

Kemendes PDTT Ungkapkan Keberhasilan Dana Desa

Dana desa telah memberikan banyak perubahan pada keadaan di desa.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Gita Amanda
Ilustrasi alur distribusi dana desa.
Foto: dok. Kemendesa, PDTT
Ilustrasi alur distribusi dana desa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) mengungkapkan dana desa telah memberikan banyak perubahan pada keadaan di desa. Perubahan tersebut khususnya terjadi pada hal-hal terkait pelengkapan infrastruktur di desa yang selama ini dinilai memiliki banyak kekurangan.

Sekretaris Jenderal Kemendes PDTT, Anwar Sanusi, mengatakan salah satu perubahannya adalah jalan-jalan di pedesaan saat ini. Terutama adalah perubahan dari sisi infrastruktur pedesaan.

"Jadi infrastruktur pedesaan mengalami perbaikan yang luar biasa. Dalam beberapa aspek kita bisa melihat infrastruktur ekonomi ya, yang meyangkut jalan-jalan desa sekarang ini. Menurut saya sudah lebih baik daripada jalan kelurahan," kata Anwar di kantornya, Kamis (16/8) lalu.

Bukan hanya jalanan, dana desa juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan irigasi di pedesaan. Saat ini, melalui dana desa telah dibangun irigasi-irigasi baru untuk masyarakat pertanian. Hal ini, kata Anwar, dilakukan untuk meningkatkan produktivitas pertanian khususnya di pedesaan.

Ia menjelaskan, selain untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, dana desa juga digunakan untuk melengkapi infrastruktur yang dibutuhkan di pedesaan. Dana desa juga digunakan untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat akan kesehatan dan keselamatan.

Pada bidang keselamatan masyarakat, dana desa digunakan untuk membangun bangunan penahan tanah longsor. Anwar mengatakan, bangunan penahan tanah longsor dianggap penting karena bencana tersebut seringkali menyerang pedesaan dan mengganggu kegiatan masyarakatnya.

"Tanah longsor itu kan menjadi ancaman serius bagi desa-desa, terutama menimbulkan kerusakan yang cukup parah yang akan merugikan secara ekonomi," kata Anwar menjelaskan.

Pada bidang kesehatan, dana desa juga digunakan untuk membangun sarana mandi, cuci, kakus (MCK). Permasalahan terkait MCK memang menjadi hal utama di pedesaan karena tidak banyak masyarakat yang paham soal pentingnya menjaga kebersihan MCK.

Fenomena yang banyak terjadi di Indonesia, kebanyakan masyarakat menggunakan air sungai secara langsung untuk kegiatan MCK. Hal ini tentunya sangat tidak sehat karena kebersihan air sungai yang tidak terjamin.

Anwar menjelaskan, saat ini ratusan ribu MCK di pedesaan telah dibangun. Pembangunan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terkait kebersihan diri sehingga permasalahan yang muncul karena lingkungan yang kotor tidak banyak terjadi.

Selain itu, Anwar kemudian menjelaskan terkait penggunaan dana desa untuk melengkapi fasilitas posyandu. Ia menjelaskan, saat ini posyandu di pedesaan dibangun bukan hanya untuk balita tetapi juga untuk kebutuhan lansia. Diharapkan dengan dibangunnya fasilitas kesehatan ini masyarakat desa memiliki cara hidup yang lebih baik.

Ada pula pengembangan sarana prasarana pendidikan. Ia mengungkapkan dana desa banyak digunakan untuk meningkatkan sarana pendidikan dasar. Selain itu, dilakukan juga pelatihan-pelatihan untuk masyarakat desa sehingga pedesaan memiliki sumber daya manusia yang berkualitas.

Sebelumnya telah disebutkan berbagai pembangunan yang bersifat kuantitatif di pedesaan. Menurut Anwar, dana desa juga memberikan dampak kualitatif bagi masyarakat terkait. Ia melihat, dengan masuknya dana desa masyarakat menjadi lebih aktif dalam perkumpulan di desa.

"Jadi artinya masyarakat memiliki institusi bersama dengan pemerintah untuk mengambil keputusan, dan ini musyawarah desa mulai punya makna, bukan hanya sekadar rutinitas atau formalitas orang ngumpul, tapi sekarang lebih bermakna" kata dia menjelaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement