Rabu 08 Aug 2018 15:28 WIB

Kemendes Siap Jadi Agen Perubahan Pengentasan Kemiskinan

Kemendes PDTT meningkatkan kualitas SDM dengan memberikan pelatihan kepada pegawai.

acara Ministerial Lecture Leadership Strategic Management Coaching Executive Development rogram di Kantor Kemendes PDTT, Jakarta, Rabu (8/8).
Foto: kemendes pdtt
acara Ministerial Lecture Leadership Strategic Management Coaching Executive Development rogram di Kantor Kemendes PDTT, Jakarta, Rabu (8/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) menguatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) seluruh pegawainya. Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo mengatakan pihaknya mengalokasikan cukup banyak anggaran untuk peningkatan kapasitas dan pengembangan SDM.

Menurut dia, penguatan SDM sebagai bagian dari pembentukan karakter pegawai untuk siap menjadi agen perubahan pengentasan kemiskinan di desa-desa. "Sehingga kementerian ini bisa menjadi agen perubahan atau fasilitator untuk mengentaskan kemiskinan, pengurangan desa-desa tertinggal serta meningkatkan desa berkembang di Indonesia," kata dia, saat membuka acara Ministerial Lecture Leadership Strategic Management Coaching Executive Development rogram di Kantor Kemendes PDTT, Jakarta, Rabu (8/8).

Eko menambahkan, sebagai kementerian strategis yang bertugas untuk percepatan pembangunan desa, penting bagi para pegawai untuk memiliki kapasitas kepemimpinan yang baik. Kapasitas tersebut, kata dia, akan membantu para pengambil keputusan mengambil kebijakan yang tepat sasaran. Mendes juga mengapresiasi komitmen para pegawai yang menunjukkan perubahan dalam tiga tahun ini.

"Dan perubahan tidak akan berhenti karena tuntutan itu selalu bertambah. Tingkatkan terus kapasitas supaya tidak tertinggal. Perubahan itu tentunya perlu jiwa kepemimpinan di semua level. Leadership perlu pengetahuan. Pimpinan harus terus dilatih dan diisi supaya tidak tertinggal dan rendahkan hati untuk terus belajar. Akan ada sekolah di Tanri Abeng University (TAU) supaya tindaklanjut kinerja lebih cepat," ucap dia.

photo
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo (kiri) bersama pakar manajemen yang juga merupakan Menteri Negara Pendayagunaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) era Presiden Soeharto Tanri Abeng (kanan).

Sementara itu, pakar manajemen yang juga merupakan Menteri Negara Pendayagunaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) era Presiden Soeharto Tanri Abeng, menegaskan pentingnya memahami konsep-konsep kepemimpinan dalam upaya percepatan reformasi birokrasi. Menurutnya, reformasi tidak akan jalan jika tidak memenuhi tiga hal, yaitu strukturnya harus benar, metode perubahan yang benar, serta pemimpinnya benar.

"Reformasi birokrasi memang tidak mudah. Reformasi juga berarti mendidik orang-orangnya. Kalau orang-orangnya tidak termotivasi, pola pikirnya tidak akan berubah. Ini kembali kepada komitmen seorang pemimpin," katanya.

Dia mengaku senang staf Kemendes PDT diberi kesempatan untuk banyak belajar. Menurutnya, tidak banyak pemimpin yang memberikan kesempatan kepada pegawainya untuk bisa belajar lagi. "Kan biasanya orang birokrat itu pintar-pintar, jadi gak perlu belajar lagi," selorohnya.

photo
Acara Ministerial Lecture Leadership Strategic Management Coaching Executive Development rogram di Kantor Kemendes PDTT, Jakarta, Rabu (8/8).

Sejalan dengan hal tersebut, Sekretaris Jenderal Kemendes PDTT, Anwar Sanusi mengatakan, adanya Ministerial Lecture menjadi media belajar dan tukar pikiran bagi para pegawai di lingkungan Kemendes PDTT untuk mentransformasi situasi krisis menjadi suatu peluang. Anwar berharap, forum ini mampu memberikan kreativitas yang meningkatkan kinerja.

"Tindaklanjutnya, kita akan bekerja sama antara Tanri Abeng University (TAU) untuk peningkatan kapasitas internal agar para pegawai memiliki kompetensi seperti pegawai swasta atau wirausahawan. Kita akan membangun kembali pola kompetensi yang ada di kementerian ini,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement