REPUBLIKA.CO.ID, Kebiasaan warga yang tinggal di pesisir Pantai Air Manis, Kota Padang, Sumatra Barat barangkali sedikit berubah sejak 3 bulan belakangan. Kini tak ada lagi 'ritual malam hari', yakni iring-iringan warga yang mendaki ke atas bukit untuk mengambil air bersih. Hingga akhir April 2018 lalu, warga Kelurahan Air Manis memang masih mengandalkan sebuah mata air di lereng bukit untuk memasok kebutuhan air bersih harian.
Nihilnya saluran air yang menyalurkan air bersih ke rumah-rumah memaksa warga untuk secara mandiri mengambil air di kolam penampungan milik bersama. Apalagi pipanisasi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) tak menyentuh perkampungan yang dihuni oleh para nelayan tersebut. Mau tak mau, jeriken berisi air bersih harus dibawa sendiri menuruni bukit menuju rumah.
Lokasi kolam penampungan air milik warga berada di lereng bukit, di sebuah titik tertinggi di antara rumah-rumah yang dihuni sekitar 550 keluarga. Jaraknya sekira 1 kilometer (km) dari bibir Pantai Air Manis yang termasyhur dengan situs Batu Malin Kundang. Waktu senja hingga menjelang malam menjadi waktu favorit bagi masyarakat Air Manis untuk mengambil persediaan air bersih di atas bukit.
"Dulu kalau malam kami ambil air ke atas karena air sumur kami payau. Sekarang, tak perlu lagi. Di dekat rumah kami sudah ada keran yang menyalurkan air dari atas," ujar Suhardiman (54 tahun), seorang warga Kelurahan Air Manis, Jumat (3/8).
Suhardiman menceritakan, sejak tiga bulan terakhir ini keluarganya dan ratusan lainnya sudah merasakan manfaat pipinasisasi air bersih yang dibangun oleh PT Pertamina (persero). Proyek berlatar pertanggungjawaban sosial perusahaan (CSR) ini mencoba memberikan solusi atas kesulitan warga dalam mengakses air bersih. Perusahaan migas berbendera merah putih tersebut mengidentifikasi ganjalan utama yang dialami warga: kebutuhan akan pipa dan fasilitas MCK (mandi, cuci, kakus).
"Intinya sih sekarang lebih mudah. Ambil air cukup ke keran-keran yang ada di bawah," jelas Suhardiman.
Melalui dana CSR sebesar Rp 290 juta, PT Pertamina (persero) membangun empat unit fasilitas MCK, tiga unit kamar mandi umum, dan enam unit keran yang tersebar di enam titik di Kelurahan Air Manis. Pertamina juga membangun satu kolam penampungan air kapasitas 10 ribu liter untuk menambah daya tampung kolam yang lama.
Air bersih dari kolam penampungan ini kemudian dialirkan ke bawah menuju enam titik keran umum yang sudah dibangun. Hingga saat ini, terdapat sekitar 350 kepala keluarga (KK) yang menikmati air bersih melalui keran umum.
Kepala Lembaga Pembedayaan Masyarakat (LPM) Pantai Air Manis, Rosman, menyebutkan pengajuan proposal bantuan pipanisasi air bersih bermula dari keluhan masyarakat. Masyarakat merasa kesulitan bila setiap hari harus mengambil air bersih secara mandiri. Apalagi, sebagian masyarakat juga berprofesi sebagai penjaja makanan di obyek wisata Pantai Air Manis.
"Jadi kebutuhan air bersih itu mutlak bagi kami. Ada warga yang butuh air untuk bikin batu es. Ada yang memang jualan minuman," ujar Rosman.
Bantuan Pertamina untuk warga Pantai Air Manis
Ia menyampaikan apresiasinya atas bantuan dana CSR yang disalurkan Pertamina. Menurutnya, penyaluran air bersih memudahkan warga dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Selain itu, keberadaan fasilitas MCK dan kamar mandi umum juga diyakini mampu menekan tingkat risiko penyakit akibat buruknya sanitasi warga.
Unit Manager Communication and CSR Sumbagut Pertamina MOR I, Rudi Ariffianto, menambahkan bahwa pihaknya terus berkomitmen mendukung pemberdayaan masyarakat dan pengabdian sosial yang bertanggung jawab. Kawasan Pantai Air Manis sendiri dipilih sebagai salah satu penerima manfaat program CSR Pertamina karena dianggap memiliki cakupan kemanfaatan yang luas. Apalagi Pantai Air Manis memiliki potensi wisata yang berpotensi meningkatkan perekonomian masyarakat.
"Dengan adanya fasilitas air bersih dan sanitasi ke depannya diharapkan memberikan dampak peningkatan kesehatan bagi masyarakat Pantai Air Manis," jelas Rudi.
Catatan perusahaan, realisasi penyaluran program CSR di wilayah Sumatra Barat sudah menyentuh Rp 1,6 miliar sepanjang semester I 2018. Sebagai gambaran, realisasi penyaluran CSR Pertamina di Sumbar pada 2017 lalu mencapai Rp 2,85 miliar.
Sinergi Pemerintah-BUMN
Pemerintah sebenarnya juga memiliki program pembangunan fasilitas penyediaan air bersih di Sumatra Barat. Sepanjang 2005 hingga 2017, pemerintah melalui Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah membangun 1.782 sumur bor di daerah sulit air di Indonesia, dengan 61 sumur di antaranya berada di Sumbar. Untuk tahun 2017 saja, sudah ada sembilan unit sumur bor yang dibangun di wilayah Sumbar.
Sayangnya, kesembilan sumur bor tersebut belum mampu menyentuh seluruh titik yang kesulitan air bersih di Sumatra Barat. Kementerian ESDM sendiri memprioritaskan lokasi yang berada di daerah tertinggal. Padahal sejumlah titik di perkotaan saja masih kesulitan air bersih, seperti yang terjadi di Kelurahan Air Manis, Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang.
Dalam kondisi ini lah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan swasta ikut ambil bagian. Seperti yang terjadi di Air Manis, PT Pertamina (persero) ikut turun tangan dalam memenuhi kebutuhan air bersih warga. "Dari sisi prioritas penyaluran CSR, kami juga kembali pada aspirasi masyarakat," kata Rudi.