Rabu 01 Aug 2018 23:37 WIB

PT MRI Bangun Unit Distilasi Etanol Pabrik Lampung

PT MRI juga berencana mengembangkan etanol berbahan jagung di Lampung

Peletakan Batu Pertama Penanda Awal Pembangunan Unit Distilasi Etanol PT Molindo Raya Industrial Lampung Plant
Peletakan Batu Pertama Penanda Awal Pembangunan Unit Distilasi Etanol PT Molindo Raya Industrial Lampung Plant

REPUBLIKA.CO.ID, LAMPUNG -- PT. Molindo Raya Industrial (MRI) melaksanakan peletakan batu pertama penanda awal pembangunan Unit Distilasi Etanol PT. Molindo Raya Industrial Lampung Plant yang berkapasitas kapasitas 50 juta liter/tahun akhir pekan lalu. MRI menyebut nilai investasi pembangunannya mencapai Rp 500 miliar.

Direktur Jenderal Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka, Achmad Sigit Dwiwahjono, menghadiri dan meresmikan prosesi peletakan batu pertama penanda awal pembangunan Unit Distilasi Etanol PT Molindo Raya Industrial Lampung Plant. Achmad Sigit mengatakan pada tahun-tahun mendatang diharapkan MRI dapat terus berupaya melakukan terobosan-terobosan untuk meningkatkan daya saing dalam rangka meraih pasar baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

"Pemerintah mengapresiasi dan menyambut hangat prosesi peletakan batu pertama penanda awal pembangunan Unit Distilasi Etanol PT. Molindo Raya Industrial Lampung Plant sebagai salah satu upaya untuk mendukung program pemerintah  untuk mengembangkan industri nasional," ucap dia berdasarkan rilis yang diterima Republika, Rabu (1/8)

Direktur Utama MRI  Arief Goenadibrata mengatakan ketersediaan tetes tebu yang cukup banyak di Lampung merupakan peluang pengembangan Unit Distilasi Etanol. Sementara Molindo Raya Industial (MRI) adalah pabrik Etanol dengan pangsa pasar terbesar di Indonesia. MRI telah memproduksi etanol dan spiritus sejak 1965 dengan kapasitas produksi food grade etanol sebesar 80 ribu KL per tahun.

Dengan kapasitas produksi sebesar ini, MRI menjadi produsen etanol terbesar di Indonesia dengan kualitas food grade. Molindo memproduksi food grade etanol dengan tingkat kemurnian tinggi hingga bisa mencapai 99,9 persen melalui PT Molindo Raya Industrial yang berlokasi di Desa Sumberwaras Malang.

Komisaris MRI Sandojo Rustanyo menyatakan saat ini 65 persen produk MRI dipasarkan di dalam negeri dan sisanya 35 persen diekspor sehingga MRI memimpin pasar etanol di dalam negeri. Produksi etanol MRI digunakan oleh perusahaan yang memproduksi rokok, farmasi dan obat-obatan, alat-alat kedokteran, kosmetika juga minuman beralkohol serta perusahaan percetakan. MRI Lampung Plant selain akan menggunakan bahan baku tetes tebu, nantinya juga akan menggunakan jagung sebagai bahan baku alternatif.

"Saat ini tidak ada pabrik etanol dengan bahan baku jagung di kawasan Asia Pasifik sehingga nantinya MRI akan menjadi produsen satu-satunya di kawasan Asia Pasifik yang memproduksi etanol dengan bahan baku jagung. Hal ini tentunya akan menambah daya saing MRI di pasar regional sekaligus mendukung program ekspor dari Indonesia.,” Komisaris MRI Sandojo Rustanyo

Arief Goenadibrata menambahkan di Lampung nantinya juga akan mengolah jagung dipilih sebagai bahan baku alternatif mengingat ketidak-tersediaannya pabrik etanol berbasiskan jagung di pasar regional Asia Pacific. Untuk itu, MRI nantinya menjadi produsen satu-satunya di Asia Pacifik yang memproduksi etanol berbasiskan jagung yang tentunya akan menambah daya saing MRI di pasar regional sekaligus mendukung program ekspor dari Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement