Rabu 01 Aug 2018 04:34 WIB

Menteri Susi: Laut Kita Paling Menakutkan Bagi Pencuri

Setidaknya sudah ada 363 kapal yang ditenggelamkan.

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti (kedua kanan) berbicang dengan Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor, Hasan Abdullah Sahal (keempat kanan) saat kunjungan di Pondok Gontor, Ponorogo, Jawa Timur, Selasa (31/7)
Foto: Antara/Siswowidodo
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti (kedua kanan) berbicang dengan Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor, Hasan Abdullah Sahal (keempat kanan) saat kunjungan di Pondok Gontor, Ponorogo, Jawa Timur, Selasa (31/7)

REPUBLIKA.CO.ID, PONOROGO -- Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti menyebutkan sejak penenggelaman kapal asing pencuri ikan, lautan Indonesia menjadi yang paling menakutkan bagi pencuri ikan di dunia. Setidaknya sudah ada 363 kapal yang ditenggelamkan.

"Alhamdulillah, Pak Kiai, setelah kita tenggelamkan 363 kapal (pencuri ikan), Indonesia sekarang dianggap sebagai lautan samudera yang paling menakutkan untuk semua pencuri ikan di dunia," kata Menteri Susi saat berceramah tentang wawasan kelautan dan perikanan ketika melakukan kunjungan silaturahmi di Pondok Modern Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur, Selasa (31/7).

Dia mengungkapkan, pada awal Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan mengawali menenggelamkan kapal asing yang melakukan pencurian ikan di Indonesia, banyak orang di jajaran KKP merasa takut. Ia pun meminta kepada jajarannya melapor jika ada teror.

"Saat memulai pekerjaan penenggelaman kapal asing pencuri ikan itu, di KKP pada awalnya semua takut. Semua situasinya ngeri-ngeri. Sehingga saya bilang, 'kalau ada yang teror, kamu laporkan saya'," ungkap dia.

Penenggelaman ratusan kapal asing pencuri ikan tersebut, menurut Susi, terbukti mampu menjadi efek jera. Akibat dari efek jera itu, sekarang tidak ada lagi pencuri ikan. Sehingga stok ikan di Indonesia naik dari 6,5 juta ton menjadi 12,5 juta ton (per tahun). "Kalau itu dinilai satu dollar (AS) per kilogram, berarti nilainya 6 miliar dolar AS," ujarnya.

Tanpa menyebut angka, Susi mengatakan, ekspor ikan mengalami kenaikan. Pak Presiden (Joko Widodo) berkomitmen untuk menjadikan laut sebagai masa depan bangsa. "Jadi asing tidak boleh lagi masuk di perikanan tangkap," jelasnya.

Hal tersebut, kata dia, merupakan pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 44/2016 tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal. "Dibuatlah Perpres Nomor 44 Tahun 2016, dimana industri perikanan tangkap masuk dalam 'illegal fishing' bagi investor asing," tegasnya.

Masalah penenggelaman kapal sempat menjadi isu hangat di kabinet. Namun Susi berulangkali menegaskan tak akan mengubah kebijakan tersebut.

Baca juga, Penenggelaman Kapal, Ini Beda Menko Luhut dan Menteri Susi.

Menko Bidang Maritim Luhut Binsar Panjaitan menganggap aksi penenggelaman kapal asing ilegal yang dilakukan Susi sudah cukup selama tiga tahun terakhir. Sebagai gantinya, Menteri Kelautan diminta untuk meningkatkan produksi ikan nasional dari sisi pengelolaan dan penangkapan.

"Tidak ada lagi penenggalaman tahun ini. Cukuplah itu. Fokus sekarang adalah meningkatkan produksi agar ekspor naik," ujar Luhut awal tahun lalu.

Luhut juga mengatakan, pihaknya sudah berkordinasi dengan Susi mengenai hal ini. Luhut mengatakan, kedepan KKP perlu meningkatkan produksi dengan memperbaiki kualitas tangkap. Potensi ikan nasional bisa dimanfaatkan dengan membuat industri dari hulu ke hilir. Jadi bukan lagi pengalengan, atau ditangkap lalu dikirim saja. Bisa sampai pada pengolahan. Atau frozen, jadi kirim langsung ke negara negara tujuan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement