REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Himpunan Penyewa Pusat Belanja Indonesia (Hippindo) Budiharjo Iduansjah optimistis, pertumbuhan sektor ritel pada semester kedua ini akan mengalami peningkatan dibanding dengan semester pertama. Faktor pendorongnya yakni adanya Asian Games.
Diketahui, pertumbuhan industri ritel pada semester pertama tahun ini mencapai 15 persen dengan stimulan utamanya adalah tunjangan hari raya (THR). Budi menjelaskan, puncak pertumbuhan pertumbuhan ritel akan terjadi pada kuartal III, yakni dari Juli hingga September. Meski tidak akan jauh dari angka 15 persen, pertumbuhan ini tetap berdampak positif terhadap perkembangan ritel.
"Penyebabnya adalah Asian Games di Jakarta dan Palembang," ujarnya ketika dihubungi Republika.co.id, Selasa (31/7).
Apabila mencapai angka 15 persen, pertumbuhan ritel di kuartal III tahun ini berarti mengalami peningkatan signifkan dibanding tahun lalu. Pada 2017, pertumbuhan sektor ritel hanya berada di rentang empat sampai lima persen. Dengan adanya Asian Games yang dapat mendongkrak tingkat konsumsi, pertumbuhan dapat bertambah hingga lima kali lipat.
Keyakinan ini semakin dirasakan Budi mengingat perkembangan kuartal II/2018 yang signifikan dibanding tahun lalu. Sepanjang bulan Ramadhan hingga Lebaran tahun ini, pertumbuhan menyentuh angka 15 hingga 18 persen. Sedangkan, di waktu yang sama pada tahun lalu, hanya berada di kisaran lima persen saja.
Namun, Budi mengakui, pertumbuhan ritel pada tahun ini sulit dirasakan begitu memasuki kuartal IV atau bulan Oktober. "Diperkirakan akan menurun lagi karena nggak ada event atau momentum. Bulan ke-11 dan 12 baru naik lagi karena ada Natal, tahun baru dan liburan sekolah, meski tidak signifikan," tuturnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Tutum Rahanta menjelaskan, pihaknya tidak berekspektasi tinggi terhadap pertumbuhan ritel pada semester kedua ini. Membaca kemauan dan sifat konsumen Indonesia selama ini, tingkat konsumsi mereka pasca-Lebaran akan mengalami penurunan.
Tutum belum bisa memprediksi seberapa besar penurunan itu akan terjadi. Ia melihat, ada beberapa faktor yang memberikan pengaruh terhadap kondisi ini. "Antara faktor anak masuk sekolah dengan pascalibur Lebaran di mana kondisi keuangan dan daya beli menurun, memberikan kontribusi," ucapnya.
Tutum mengatakan, Lebaran selalu menjadi momentum pertumbuhan ritel tertinggi tiap tahun yang dikarenakan mayoritas masyarakat Indonesia adalah Muslim. Terlebih, pada tahun ini, nominal THR untuk PNS bertambah yang menyebabkan tingkat konsumsi mereka terhadap produk ritel bertambah