Senin 30 Jul 2018 19:29 WIB

Penurunan Kemiskinan akan Semakin Sulit

Pemerintah butuh data kemiskinan yang akurat.

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Nur Aini
Outlook Pembangunan 2018. Data ketimpangan, kemiskinan, dan pengangguran ditampilkan pada acara Outlook Pembangunan 2018 di Jakarta, Senin (18/12).
Foto: Republika/ Wihdan
Outlook Pembangunan 2018. Data ketimpangan, kemiskinan, dan pengangguran ditampilkan pada acara Outlook Pembangunan 2018 di Jakarta, Senin (18/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro mengatakan, penurunan tingkat kemiskinan akan semakin sulit. Hal itu, katanya, karena tingkat kemiskinan di Indonesia telah menembus level 9,82 persen atau menyentuh digit tunggal.

"Ketika sudah di bawah 10 persen, tentu makin sulit (penurunan kemiskinan). Makanya, dibutuhkan data yang makin akurat," kata Bambang dalam Forum Merdeka Barat 9 di Jakarta, Senin (30/7).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per Maret 2018, tingkat kemiskinan di Indonesia adalah sebesar 9,82 persen atau terendah sejak krisis 1998. Salah satu kunci untuk menurunkan angka kemiskinan adalah dengan meningkatkan efisiensi penyaluran bantuan sosial dengan tepat waktu dan tepat sasaran.

Bambang menyatakan, saat ini tantangan pemerintah adalah meningkatkan akurasi basis data terpadu terkait kemiskinan. Oleh karena itu, ia meminta pemerintah daerah untuk membantu verifikasi data penduduk miskin. Hal itu, ujarnya, agar penyaluran bansos semakin tepat sasaran.

 

"Peran pemda dalam verifikasi data sangat penting karena Kemensos tidak punya tangan di daerah. Kalau pemda lambat update data, kurang akurat, maka akhirnya Kemensos akan mendistribusikan bansos tidak tepat," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement