REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Sebanyak 30 mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) peserta program 'Ekspedisi Papua Terang' diberangkatkan menuju Papua, Kamis (26/7). Mereka akan segera bergabung dengan ratusan mahasiswa dari Perguruan Tinggi Negeri (PTN) lainnya untuk mengikuti program percepatan elektrifikasi perdesaan, di kawasan paling timur Indonesia tersebut.
Dalam keterangan resmi yang diterima Republika.co.id, Humas Perusahaan Listrik Negara (PLN) APD Jawa Tengah dan DIY, Hardian Sakti Laksana, mengatakan sebelum diberangkatkan ke-30 mahasiswa lintas fakultas ini juga mengikuti pengarahan. Masing- masing pengarahan dari Wakil Rektor Bidang Pendidikan, Pengajaran dan Kemahasiswaan UGM, Prof Dr Ir Djagal Wiseso Marseno MAgr serta Direktur Kemahasiswaan UGM, Dr R Suharyadi MSc.
Ekpedisi Papua Terang, jelasnya, merupakan upaya PLN bersinergi dengan stakeholder dalam hal ini akademisi untuk mewujudkan percepatan pemerataan pembangunan di Indonesia Timur. Khususnya elektrifikasi di desa-desa yang ada di wilayah Papua. Sebab saat ini rasio elektrifikasi di Papua dan Papua Barat masih sekitar 53,62 persen.
Di sisi lain, kondisi geografis Papua yang luas, menjadi tantangan bagi PLN untuk membangun infrastruktur kelistrikan yang menjangkau seluruh masyarakat. "Untuk itu PLN melaksanakan Program Listrik Desa, agar semakin banyak daerah di Indonesia (perdesaan) yang bisa diterangi oleh listrik," jelasnya.
Secara keseluruhan, lanjut Sakti, peserta ekspedisi terdiri dari 165 mahasiswa dari lima PTN di tanah air. Masing- masing Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), Institute Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) danUniveristas Cenderawasih (Uncen).
Program Ekspedisi Papua Terang ini juga melibatkan tak kurang dari 130 relawan yang berasal dari pegawai cabang PLN yang ada di Tanah Air. Peserta akan melakukan survei geografi, demografi, potensi energi baru terbarukan maupun sistem jaringan evakuasi daya di sekitar 415 desa di 24 kabupaten di Papua dan 1 kabupaten di Papua Barat.
Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Pendidikan, Pengajaran dan Kemahasiswaan UGM, Prof Dr Ir Djagal Wiseso Marseno MAgr mengatakan, ke-30 mahasiswa UGM yang diberangkatkan ini tergabung dalam Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) UGM dan berasal dari beberapa fakultas. Seperti Fakultas Teknik, MIPA, Ilmu Budaya hingga Fakultas Filsafat. Mereka telah meggikuti pembekalan dan pengarahan guna mendukung aktivitas para mahasiswa selama mengikuti program di Papua.
Djagal menambahkan, mahasiswa sebagai peserta Ekspedisi harus segera dapat beradaptasi karena beberapa kondisi (lingkungan dan budaya) yang berbeda. Selain itu ia juga menekankan program ini berbeda dengan kegiatan pecinta alam pada umumnya seperti susur sungai, mendaki gunung atau susur gua.
"Melainkan sebuah kegiatan yang ada targetnya, bagaimana kita bisa menghasilkan sesuatu dari kegiatan ini bagi masyarakat Papua,” tegasnya.
Program Ekspedisi Papua Terang, tambahnya digulirkan PLN untuk mempertahankan Papua. Sehingga masyarakat Papua tidak merasa dianaktirikan.
Saat ini, Pemerintah sedang mendorong pembangunan infrastuktur yang baik di Papua. Mulai dari jalan, pelabuhan dan bandara. Dari sisi kelistrikan, dilakukan oleh PLN melalui program Papua Terang. "Jadi program ini merupakan suatu langkah yang sangat positif," tandas Djagal.