Kamis 26 Jul 2018 15:20 WIB

Kementan Dorong Pertanian Organik di Buton Utara

Buton Utara sudah mampu menghasilkan beras organik yang dijual hingga pasar global

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Nidia Zuraya
Beras Organik (ilustrasi)
Foto: naturalinstinchealing.com
Beras Organik (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BUTON UTARA -- Pangan organik terus didorong Kementerian Pertanian untuk menjadi komoditas ekspor. Salah satu Kabupaten yang potensial adalah Buton Utara di Sulawesi Tenggara.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan, harga beras organik yang dijual ke pasar internasonal cukup tinggi mencapai enam dolar atau Rp 100 ribu per kg. "Harga jualnya di sini Rp 25 ribu per kg, di Jakarta Rp 40 ribu per kg," ujarnya saat melakukan kunjungan ke Desa Dampala Jaya, Kecamatan Kulisusu Barat, Buton Utara, Sultra, Kamis (2/7).

Beras organik Buton Utara yang diberi merk Wakawondu ini akan didukung dengan peningkatan produktivitas. Kementan akan memberi bantuan dari hulu ke hilir berupa bibit unggul, pupuk organik dan alat dan mesin pertanian (alsintan).

"Pertanian kita tidak kalah dengan negara lain," ujar dia.

Dalam kesempatan tersebut ia memuji pertanian Indonesia. Pengalamannya berkunjung ke negara lain seperti Jerman hingga Korea Selatan, yang membedakan petani Indonesia dan negara tersebut adalah keuletan. "Mereka rajin sekali. Kita juga rajin tapi perlu ditambah lagi (rajinnya; red)," kata dia.

Sayangnya, posisi Buton Utara yang berada di ujung Pulau Buton membuat infrastruktu jalan kurang maksimal. Padahal, akses jalan menjadi kunci dalam peningkatan ekonomi melalui kemudahan distribusi.

Ia pun berjanji akan berkoordinasi dengan Gubernur dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Bupati Buton Utara Abu Hasan mengatakan, sektor pertanian adalah penggerak roda ekonomi nasional termasuk di kabupaten ini. Potensi Buton Utara pada sektor pertanian diakuinya sangat besar berupa sawah padi organik, jagung dan kedelai.

Begitu juga dengan sektor perlebunan seperti kelapa dalam, cengkeh, lada dan kakao. Tidak hanya itu, masyarakat juga sangat antusias meningkatkan kesejahteraan melalui peternakan kambing, sapi dan ayam. Namun, dengan besarnya potensi tersebut Buton Utara memilih satu potensi unggul sejalan dengan program One Village One Product (OVOP).

"Dua tahun lalu kabupaten Buton Utara sudah kita canangkan sebagai kabupaten organik," ujarnya.

Pertanian organik yang dijalankan di Buton Utara terintegrasi dengan peternakan. Sebab, menurutnya, kotoran dari ternak tersebut bisa dimanfaatkan sebagai pupuk pada tanaman organik.

Meski menjalankan pertanian organik, beras organik menjadi yang utama dan ditargetkan ekspor tahun ini. Saat ini pemerintah setempat masih dalam tahap perkenalan dan melakukan sertifikasi sebagai standar ekspor.

Produksi padi organik yang ada di kabupaten ini sekitar empat ribu ton dengan produktivitas rata-rata delapan ton di lahan seluas 500 hektare.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement