REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelemahan nilai tukar Rupiah Jumat hingga ke Rp 14.520 per dolar AS lebih disebabkan oleh perkembangan arah ekonomi Amerika Serikat (AS). Hal ini setelah Presiden Donald Trump mengkritik kebijakan Bank Sentral The FED yang akan menaikkan suku bunganya.
Deputi Gubernur BI Erwin Rijanto seusai ibadah Jumat di Jakarta, mengatakan kontradiksi sikap pemerintah dan Bank Sentral AS mengenai suku bunga kebijakan moneter AS menimbulkan ketidakpastian bagi negara berkembang. Alhasil, mata uang dolar AS serentak menguat ke sejumlah mata uang negara berkembang, termasuk Indonesia yang baru saja menahan kenaikan suku bunga acuan 7-Day Reverse Repo Rate di 5,25 persen Kamis (19/2) kemarin.
"Domestik tidak ada masalah, masalahnya adalah Trump yang membuat pernyataan berlawanan dengan Fed," ujar Erwin.
Arah perkembangan ekonomi AS menghentak pelaku pasar setidaknya dua kali pekan ini. Gubernur The Fed Jerome Powell pada pidatonya awal pekan ini mengindikasikan konsistensi menaikkan suku bunga acuannya empat kali tahun ini.
Namun, Presiden Trump, Kamis (19/1) melontarkan kritiknya kepada Bank Sentral AS karena kenaikan suku bunga bisa menghambat percepatan pemulihan ekonomi AS. Berbarengan dengan itu, eskalasi perang dagang antara dua negara raksasa ekonomi AS dan Cina semakin meningkat setelah kontradiksi pernyataan Penasihat Ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow dan penasihat ekonomi senior pemerintah China Liu He.
"China itu melakukan, misalnya devaluasi menurunkan kursnya berkaitan dengan 'perang dagang' itu," ujar Erwin.
Erwin membantah jika melemahnya nilai rupiah Jumat ini karena pelaku pasar merespons negatif keputusan BI yang mempertahankan suku bunga acuan 7 Day Reverse Repo Rate. "Jika melihat lebih luas, bukan hanya Rupiah yang melemah hari ini, tapi juga mata uang lainnya," ujar dia.
Kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dolar Rate yang diumumkan Bank Indonesia, Jumat ini, menunjukkan rupiah diperdagangkan di Rp 14.520 per dolar AS. Rupiah melemah 102 poin dibanding acuan Kamis (19/7) yang sebesar Rp 14.418 per dolar AS. Di pasar spot pada Jumat pukul 14.35 WIB, rupiah juga masih menunjukkan tren depresiatif. Mata uang garuda diperdagangkan di Rp 14.520 per dolar AS.