REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank Mandiri mencapai Rp 8,27 triliun hingga kuartal II 2018. Dengan begitu, realisasi KUR perseroan sudah menembus 56,8 persen dari target tahun ini yaitu Rp 14,56 triliun.
Adapun 40,3 persen dari nilai tersebut atau Rp 3,33 triliun di antaranya, disalurkan ke sektor produktif. Meliputi pertanian, perkebunan, industri pengolahan, dan jasa produksi.
"Strategi penyaluran KUR kita sama dengan baik lain. Kita didukung dengan cabang mikro yang banyak sehingga bisa jadi engine bagi kita untuk salurkan KUR," ujar Direktur Bisnis Kecil dan Jaringan Bank Mandiri Hery Gunardi kepada wartawan di Jakarta, Kamis, (19/7).
Ia berharap, target penyalur KUR Bank Mandiri tahun ini bisa tercapai. "Sesuai target pemerintah, kita harap bisa capai dengan baik," kata Hery.
Dirinya menambahkan, sejak pertama kali disalurkan hingga Juni 2018, Bank Mandiri telah menyalurkan KUR sebesar Rp 56,6 triliun. KUR disalurkan ke lebih dari satu juta debitur di seluruh Indonesia.
Bank Mandiri, kata dia, juga terlibat aktif dalam penyaluran program bantuan sosial nasional. Pada Program Keluarga Harapan (PKH), Bank Mandiri telah menyalurkan bantuan sosial sebesar Rp 1,5 triliun ke lebih dari tiga juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di seluruh Indonesia.
Selain itu, program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang disalurkan sudah mencapai angka Rp 87,8 miliar yang disalurkan kepada lebih dari 798 ribu KPM. Program Bansos ini tidak terlepas dari dukungan agen branchless banking yang sampai dengan Juni 2018 mencapai angka 111.341 agen.
Hery juga mengungkapkan, Bank Mandiri terus berupaya untuk mendorong pertumbuhan dengan memperkuat struktur pendanaan melalui peningkatan dana murah. Termasuk menjaga pertumbuhan biaya operasional serta penyaluran kredit yang lebih prudent baik di segmen Wholesale dan Retail.
“Pada kuartal II 2018, dana murah Bank Mandiri mencapai Rp 519 triliun dengan rasio dana murah terhadap total DPK tercatat sebesar 64,60 persen. Nilai tersebut meningkat 20 bps dibandingkan periode yang sama tahun lalu," jelas Hery.
Pertumbuhan itu ditopang oleh peningkatan tabungan sebesar Rp 25,9 triliun menjadi Rp 332,1 triliun, dan kenaikan giro sebesar Rp 2,7 triliun menjadi Rp 186,7 triliun. Sedangkan biaya dana Bank Mandiri non-konsolidasi juga berhasil diturunkan menjadi 2,63 persen dari posisi akhir Juni tahun lalu yang mencapai 2,93 persen.