REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Tabungan Negara (BTN) menargetkan laba bersih tahun ini bisa mencapai Rp 3,8 triliun. Pada semester I 2018, BTN membukukan laba bersih sebanyak Rp 1,4 triliun atau naik 12,01 persen secara tahunan (yoy).
Direktur Utama BTN Maryono mengaku optimistis dapat mencapai target tersebut. Menurut dia, ada banyak faktor pendukung yang dapat menghasilkan laba.
"Kita sudah lihat kultur pendapatan bunga kita. Banyak pengembang sudah membangun rumah-rumah kami. Jadi kami yakin bisa capai laba bersih Rp 3,8 triliun," katanya kepada wartawan di Jakarta, Rabu (18/7).
Demi menjaga laju pertumbuhan kredit, kata dia, Bank Tabungan Negara (BTN) juga terus menumpuk Dana Pihak Ketiga (DPK) pada semester pertama tahun ini. DPK BTN menembus Rp 189,63 triliun atau naik 19,17 persen (yoy).
"Pertumbuhan simpanan BTN berada jauh di atas rata-rata pertumbuhan industri perbankan. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Mei 2018 menunjukkan DPK industri perbankan nasional hanya tumbuh 6,47 persen yoy," kata Maryono.
Pada struktur pendanaan, giro dan tabungan tercatat mencapai Rp 48,63 triliun dan Rp 39,46 triliun. Dengan pertumbuhan masing-masing 16,55 persen yoy dan 19,44 persen yoy. "Ke depan, kami masih fokus meningkatkan dana murah. Langkah itu merupakan strategi BTN dongkrak laba dengan menebalkan margin bunga," ujarnya.
Seiring dengan pertumbuhan laba, kata dia, aset BTN turut naik 19,63 persen pada semester pertama 2018, lebih tinggi dibandingkan semester I 2017.