Rabu 18 Jul 2018 19:39 WIB

BI: Bank akan Lebih Hati-Hati Salurkan Kredit di Kuartal III

SBT permintaan kredit baru pada kuartal II-2018 meningkat.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Teguh Firmansyah
Bank Indonesia
Foto: Republika/Prayogi
Bank Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Survei Perbankan Bank Indonesia mengindikasikan pertumbuhan kuartalan kredit baru meningkat pada kuartal II-2018. Pertumbuhan kredit tersebut diperkirakan semakin menguat pada kuartal III-2018.

Hal itu tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) permintaan kredit baru pada kuartal II-2018 yang meningkat dari 75,9 persen menjadi 90,3 persen.  Pada kuartal III angka itu naik menjadi 97,6 persen.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Agusman, mengatakan, survei tersebut menunjukkan perbankan diperkirakan lebih berhati-hati dalam kebijakan penyaluran kredit pada kuartal III-2018.

Baca juga, Fokus Salurkan KPR, Kredit BTN Tumbuh 19,14 Persen.

Hal itu terindikasi dari Indeks Lending Standar kuartal III-2018 sebesar 13,9, lebih tinggi dibandingkan indeks pada kuartal sebelumnya yang tercatat 6,6.

"Pengetatan penyaluran kredit oleh perbankan dilakukan melalui kenaikan suku bunga kredit dan pembatasan plafon kredit, terutama pada penyaluran kredit investasi dan kredit modal kerja," jelasnya melalui publikasi Survei Perbankan Kuartal II 2018 di website Bank Indonesia, Selasa (17/7).

Hasil survei perbankan juga mengindikasikan responden tetap optimistis terhadap pertumbuhan kredit 2018. Rata-rata responden memperkirakan pertumbuhan kredit pada 2018 akan mencapai 11,6 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan realisasi pertumbuhan kredit tahun 2017 sebesar 8,2 persen (yoy).

Optimisme tersebut didorong oleh membaiknya pertumbuhan ekonomi pada 2018, serta pelonggaran kebijakan makroprudensial yang ditempuh Bank Indonesia guna menjaga momentum pemulihan ekonomi dengan stabilitas sistem keuangan yang tetap terkendali.

Di sisi lain, penyaluran kredit BNI pada semester I 2018 tercatat tumbuh sebesar Rp 45,6 triliun atau sebesar 11,1 persen (yoy) dari posisi Rp 412,18 triliun pada semester I 2017 menjadi Rp 457,81 triliun pada semester I 2018.

Pertumbuhan tersebut kontribusi dari kredit korporasi swasta yang meningkat 11,6 persen (yoy), terutama disumbang oleh industri manufaktur, transportasi dan komunikasi, konstruksi, dan perdagangan.

"Pertumbuhan kredit kami masih optimistis 13-15 persen tahun ini. Biasanya pertumbuhan kredit lebih tinggi di semester kedua," ucap Direktur Utama BNI Achmad Baiquni saat konferensi pers di Kantor Pusat BNI, Jakarta, Rabu (18/7).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement