REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur Teguh Pramono mengungkapkan, nilai ekspor Jawa Timur pada Juni 2018 hanya sebesar 1,29 miliar dolar Amerika Serikat, atau mengalami penurunam hingga 28,78 persen dibanding bulan sebelumnya yang mencapai 1,82 miliar dolar AS. Pun jika dibandingkan Juni tahun sebelumnya, nilai tersebut turun sebesar 5,66 persen.
"Penurunan nilai ekspor pada Juni 2018 tersebut disebabkan karena terjadi penurunan nilai ekspor pada sektor migas dan nonmigas," kata Teguh di Surabaya, Selasa (17/7).
Teguh menjelaskan, apabila dibandingkan bulan sebelumnya, ekspor komoditas nonmigas Jatim pada Juni 2018 turun 30,11 persen. Yaitu dari 1,68 miliar dolar AS menjadi 1,17 miliar dolar AS. Nilai ekspor nonmigas tersebut menyumbang sebesar 90,54 persen dari total ekspor Jatim pada Juni 2018.
Hal yang sama juga terjadi pada komoditas migas yang turun sebesar 12,89 persen dibanding bulan sebelumnya. Yaitu dari 140,57 juta dolar AS pada Mei 2018 menjadi 122,45 juta dolar AS pada Juni 2018. Meski demikian, komoditi migas hanya menyumbang 9,46 persen dari total ekspor Jawa Timur pada Juni 2018.
Teguh melanjutkan, jika dikelompokkan berdasarkan golongan barang (HS) 2 digit, maka pada Juni 2018, golongan Perhiasan atau Permata (HS 71) menjadi komoditas ekspor nonmigas utama Jawa Timur. Yakni dengan nilai transaksi sebesar 173,37 juta dolar AS. Nilai tersebut turun sebesar 14,25 persen dibanding transaksi bulan sebelumnya yang mencapai 202,19 juta dolar AS.
"Perhiasan atau Permata berkontribusi sebesar 14,79 persen pada total ekspor nonmigas Jawa Timur bulan ini. Golongan komoditi tersebut paling banyak diekspor ke Jepang dengan nilai sebesar 148,64 juta dolar AS," ujar Teguh.
Peringkat kedua yang terbanyak diekspor Jawa Timur adalah golongan barang Tembaga (HS 74) yang menyumbang nilai ekspor sebesar 104,53 juta dolar AS. Nilai tersebut turun 8,90 persen dibanding bulan sebelumnya. Golongan barang ini menyumbang 8,92 persen dari total ekspor nonmigas Jawa Timur, dan utamanya dikirim ke Malaysia dengan nilai 38,05 juta dolar AS.
Teguh menambahkan, pada Juni 2018, ekspor Jawa Timur masih didominasi sektor Industri dengan nilai 1.076,82 juta dolar AS. Sektor ini memberikan kontribusi sebesar 83,17 persen dari total ekspor Jatim pada Juni 2018.
"Sementara itu, ekspor sektor pertanian berada diurutan berikutnya dengan nilai ekspor 90,74 juta dolar AS. Sektor ini menyumbang peran sebesar 7,01 persen," kata Teguh.
Teguh melanjutkan, ekspor Jawa Timur pada Juni 2018 juga mengalami penurunan sebesar 25,91 persen dibanding bulan sebelumnya. Yaitu dari 2,42 miliar dolar AS menjadi 1,79 miliar dolar AS. Kondisi yang menurun ini ditunjukkan oleh kinerja impor komoditas nonmigas yang turun walaupun impor migas mengalami peningkatan.
Teguh mengungkapkan, impor migas pada Juni 2018 ke Jawa Timur naik sebesar 10,68 persen, dari 362,46 juta dolar AS menjadi 401,16 juta dolar AS. Impor migas ini menyumbang 22,40 persen dari total impor Jatim pada Juni 2018.
Sedangkan impor nonmigas Jatim pada Juni 2018 mengalami penurunan 32,37 persen dibanding bulan sebelumnya. Yakni dari 2.054,65 juta dolar AS menjadi 1.389,59 juta dolar AS. Impor nonmigas ini menyumbang 77,60 persen dari total impor Jatim pada Juni 2018.
Pada Juni 2018, golongan Perhiasan atau Permata (HS 71) merupakan komoditi utama impor Jawa Timur, dengan nilai transaksi sebesar 282,62 juta dolar AS. Nilai tersebut, naik 160 persen dari bulan sebelumnya yang hanya mencapai 108,70 juta dolar AS. Kelompok barang ini mempunyai peranan 20,34 persen dari total impor nonmigas Jawa Timur dan utamanya diimpor dari Singapura sebesar 107,95 juta dolar AS.
Pada Juni 2018, impor Jawa Timur masih didominasi bahan baku dan penolong dengan nilai 1.467,88 juta dolar AS. Impor ini memberikan peran sebesar 81,97 persen. Sementara itu, impor barang-barang konsumsi berada diurutan berikutnya dengan peranan sebesar 10,97 persen, yang mencapai 196,51 juta dolar AS. dad