Jumat 13 Jul 2018 07:19 WIB

Pedagang Harapkan Harga Telur Segera Turun

Kenaikan harga ini akibat pasokan telur yang berkurang dari agen

Rep: Wilda Fizriyani / Mursalin Yasland/ Red: Esthi Maharani
Pedagang  di Pasar Oro-oro Dowo mengeluhkan kenaikan harga telur ayam, Kamis (12/7).
Foto: Republika/Wilda Fizriyani
Pedagang di Pasar Oro-oro Dowo mengeluhkan kenaikan harga telur ayam, Kamis (12/7).

REPUBLIKA.CO.ID,  MALANG -- Pedagang di Pasar Oro-oro Dowo, Kota Malang, Juwono berharap harga telur dapat segera turun. Hal ini diungkapkannya mengingat harga telur terus melonjak selama empat hari terakhir. Menurut Juwono, harga telur sebelumnya hanya Rp 22 sampai 23 ribu per kilogramnya.

"Kemudian naik Rp 26 ribu per kilo sejak empat hari lalu," ujar pria yang kini berusia 56 tahun saat ditemui wartawan di Pasar Oro-oro Dowo Kota Malang, Kamis (12/7).

Juwono menilai, kenaikan harga ini akibat pasokan yang berkurang dari agen yang berada di Malang. Bahkan, dia sempat mendengar isu bahwa banyaknya ayam mati membuat situasi ini terjadi.

Meski naik, Juwono mengungkapkan, penjualan telurnya tetap stabil. Pembeli memang sempat mengeluh tapi pada akhirnya tetap membeli karena kebutuhan. Falam sehari Juwono setidaknya berhasil menjual 40 kilogram telur ayam.

"Itu rutin setiap hari," tambah dia.

Selain telur, Juwono juga mengungkapkan, tak ada kenaikan signifikan pada komoditas lainnya. Harga bawang merah stabil selama dua bulan dengan kisaran Rp 28 sampai 30 ribu per kilogram. Sementara bawang putih menurun dari Rp 24 ribu menjadi Rp 22 ribu selama dua pekan terakhir.

Sementara itu di Bandar Lampung, sejumlah pedagang terpaksa mengurangi stok karena khawatir merugi. Apalagi omzet penjualan terus menurun sejak harga telur bertahan sebesar Rp27 ribu per kg.

“Sekarang harga Rp 27 ribu per kilogram, kami stok telur ayam dari 80 kg menjadi 30 kg, khawatir kami merugi,” kata Lekmin, pedagang kebutuhan pangan rumah tangga di Pasar Pasir Gintung Kota Bandar Lampung

Menurut dia, harga telur ayam saat Lebaran Idul Fitri 1439 H lalu berkisar Rp 24 ribu hingga Rp 25 ribu per kg sudah dinilai konsumen mahal. Apalagi saat ini yang menyentuh angka Rp27 ribu per kg.

Masnan, agen telur ayam di Kemiling Bandar Lampung, mengaku kenaikan karena pengaruh perusahaan peternakan ayam ras yang terpukul karena harga pakan ayam mengalami kenaikan, karena dipicu harga dolar terhadap rupiah menguat.

“Kalau kata pemilk peternakan ayam ras, karena harga pakan naik karena dolar lagi naik,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement