REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Teknologi Finansial atau Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) mengatakan literasi keuangan masyarakat di Tanah Air masih kurang. Untuk meningkatkan literasi keuangan, Aftech menilai perlu adanya edukasi bagi masyarakat.
"Pemahaman masyarakat Indonesia tentang keberadaan, produk, hingga manfaat tekfin yang bisa digunakan sehari-hari masih kurang. Hal itu mendorong kami menggelar Fintech Fair 2018 di Mall Taman Anggrek, Jakarta pada 13-15 Juli mendatang," Direktur Aftech, Ajisatria Sulaiman, di Jakarta, Kamis (12/7).
Ia menjelaskan pihaknya ingin memperkenalkan sekaligus memberikan edukasi mengenai produk teknologi keuangan kepada masyarakat yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing konsumen. Aftech juga ingin memastikan bahwa penyedia layanan teknologi finansial tersebut menjalankan bisnisnya secara bertanggung jawab.
Selain itu, Indonesia Fintech Fair 2018 diharapkan dapat memperkenalkan layanan-layanan baru yang dapat mentransformasi hidup masyarakat. Penyelenggaraan Indonesia Fintech Fair 2018 ini seiring dengan perkembangan industri yang pesat.
Saat ini terdapat 135 perusahaan teknologi keuangan yang terdaftar sebagai anggota Aftech sejak didirikan pada 2015 lalu. Sejumlah hal yang akan menjadi topik pembahasan dalam acara ini juga termasuk aspek perlindungan konsumen dalam industri jasa keuangan Indonesia, yang selama ini terus diupayakan oleh pemerintah dan regulator.
Penyelenggaraan Indonesia Fintech Fair 2018 ini sejalan dengan target 75 persen orang dewasa Indonesia yang bisa mengakses keuangan (inklusi keuangan). Maka dari itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai regulator di industri keuangan dan Bank Indonesia yang mengawasi transaksi pembayaran juga mendukung terselenggaranya acara itu.
Dalam Indonesia Fintech Fair 2018 akan terdapat diskusi panel dengan enam tema berbeda yang diisi oleh para pelaku teknologi keuangan, pejabat pemerintah, regulator, institusi keuangan, dan pelaku digital lainnya serta diramaikan dengan kehadiran 44 anggota Aftech.