Selasa 10 Jul 2018 09:25 WIB

PGN Siap Pasok Kekurangan Gas PLTGU Cilegon

Sementara PGN memasok gas 27,27- 40 BBTUD untuk kebutuhan pembangkit tersebut.

Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Cilegon, Banten. Pipa gas bawah laut K3S mengalami kebocoran, Senin (9/7). PLTGU Cilegon terdampak akibat kebocoran tersebut.
Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Cilegon, Banten. Pipa gas bawah laut K3S mengalami kebocoran, Senin (9/7). PLTGU Cilegon terdampak akibat kebocoran tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) siap mengamankan pasokan gas ke pembangkit listrik tenaga gas dan uap (PLTGU) Cilegon milik PT PLN (Persero) yang terganggu akibat kebocoran pipa gas milik pemasok K3S hari ini (9/7).

Bocornya pipa tersebut diperkirakan mengurangi pasokan gas yang dibutuhkan PLTGU Cilegon sebanyak 50 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) atau setara dengan 30 BBTUD.

PLTGU Cilegon diketahui memasok listrik ke sistem pembangkitan Jawa Bali sebesar 150 KVa dengan kebutuhan pasokan gas 120 BBTUD. Sesuai kontrak, K3S memasok gas ke PLTGU Cilegon sebanyak 60-90 BBTUD. Sementara PGN memasok gas 27,27- 40 BBTUD untuk kebutuhan pembangkit tersebut.

"Sementara PGN memiliki kemampuan untuk memasok sampai 60 BBTUD ke PLTGU Cilegon. Jadi kami siap menggantikan gas akibat kebocoran, jika dibutuhkan demi menjaga pasokan listrik ke masyarakat," kata Sekretaris Perusahaan PGN, Rachmat Hutama ketika dihubungi.

Rachmat menyatakan, saat ini PGN tengah menunggu konfirmasi dari PLN terkait tambahan pasokan yang bisa disediakan oleh PGN sewaktu-waktu.

Pipa bawah laut milik K3S diketahui bocor kemarin pagi. PLN menjadi pelanggan gas yang paling terdampak dari kerusakan pipa tersebut. 

Kepala Divisi Program Komunikasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Wisnu Prabawa Taher mengatakan, kebocoran tersebut terjadi pada pipa gas bawah laut 20 inci milik K3S di perairan Bojonegara, Serang, Banten. Penyebab kebocoran sampai saat ini masih diinvestigasi oleh tim gabungan SKK Migas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement