REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG BARAT -- Sebagian petani di Lembang, Kabupaten Bandung Barat mengaku tidak terlalu merasakan langsung dampak musim kemarau terhadap sektor pertanian. Justru, musim kemarau memberikan keuntungan bagi petani sebab panen bisa melimpah dan biaya tambahan untuk membeli obat hama tanaman bisa ditekan.
Cahya Rohman (55), petani asal Kampung Nyampai, Desa Langensari, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, mengungkapkan dampak dari musim kemarau terhadap sektor pertanian tidak terlalu berpengaruh. Sebab, air yang digunakan untuk menyiram tanaman tersedia dan relatif masih tercukupi.
"Bagi kami, kemarau tidak terlalu berpengaruh. Hanya yang penting harus banyak tenaga buat memikul air dari sungai ke perkebunan," ujarnya, Ahad (8/7).
Ia mengatakan, selama menjadi petani belum pernah merasakan dampak kekeringan pada musim kemarau. Sumber air yang ada dia mengungkapkan cukup tersedia untuk ratusan petani di Kampung Nyampai.
Baca juga, Kemarau, Warga Diimbau Waspada Kebakaran
"Harapannya seminggu sekali bisa turun hujan supaya enggak repot cari air. Jika dalam seminggu, sehari turun hujan, berarti tugas saya mencari air bisa sedikit terbantu," katanya.
Menurutnya, musim kemarau seperti sekarang, tanaman hanya perlu terus disiram, minimal dua kali sehari. Rohman mengatakan hasil panen pada musim kemarau dianggap lebih baik daripada musim hujan asal tanaman rutin disiram air.
Selain itu, dirinya menambahkan, pada musim kemarau tanaman jarang dihinggapi hama. Sebab dengan seringnya turun hujan, tanaman justru lebih mudah diserang hama.
"Penggunaan obat lebih boros saat musim hujan, karena setelah tanaman disiram sama obat hama, malah turun hujan. Saya harus memberi obat hama sampai lima kali dalam sehari," katanya.