Kamis 05 Jul 2018 08:31 WIB

Sampah Plastik Jadi Bahasan Indonesia dan Bank Dunia

Indonesia berencana mengurangi 70 persen sampah plastik pada 2025.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Dwi Murdaningsih
Warga negara Australia bersama masyarakat Bali memungut sampah plastik yang berserakan di Pantai Biaung, Denpasar, Bali, Sabtu (2/6).
Foto: Antara/Nyoman Budhiana
Warga negara Australia bersama masyarakat Bali memungut sampah plastik yang berserakan di Pantai Biaung, Denpasar, Bali, Sabtu (2/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menko Maritim Luhut Pandjaitan mengatakan kunjungan Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim ke Indonesia kali ini diharapkan dapat memperkuat komitmen pemerintah dengan partisipasi seluruh masyarakat Indonesia dalam memerangi sampah plastik. Sampah Plastik Laut">Indonesia berencana bisa mengurangi 70 persen sampah plastik pada tahun 2025 nanti.

Kim akan diundang untuk mengunjungi Balai Pengelolaan Hutan Mangrove dan melakukan diskusi roundtable tentang sampah dan penanganannya dengan beberapa Menteri, seperti Menteri Keuangan, Menteri PUPR, dan Menteri Desa.

"Sampah ini masalah serius, untuk menanganinya membutuhkan pendanaan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan pemerintah sedang mempersiapkan Peraturan Presiden (Perpres) mengenai penanganan sampah nasional. Jika sudah ada Perpres, kita akan ajukan anggaran untuk program ini dalam rancangan perubahan APBN 2018," ucap dia, Rabu (4/7).

Bank Dunia saat ini akan menjalankan proyek Dana Perwalian Kemaritiman Indonesia (Indonesia Oceans Multi Donor Trust Fund) yang memberikan dukungan strategis terhadap seluruh Agenda Kelautan Indonesia. Dukungan yang diberikan antara lain mendukung perbaikan terhadap perencanaan, koordinasi, kebijakan dan pendanaan strategi kelautan Indonesia.

Kedua, mendukung upaya pengurangan limbah plastik yang diwujudkan dalam Rencana Aksi Nasional Pengurangan Sampah Plastik. Ketiga, mendukung ketahanan daerah pesisir dan sumber daya laut. Dana Perwalian ini dikelola oleh Bank Dunia, yang merupakan dana hibah dari Norwegia dan Denmark, masing-masing berjumlah 1.4 juta dolar AS dan  875 ribu dolar AS.

Dana ini bertujuan menciptakn sinergi dengan program sejenis lainnya di bawah Bank Dunia dan mitra pembangunan lainnya, termasuk dalam meningkatkan pengelolaan sampah di berbagai kota di Indonesia.

   

Badan ini juga menjalankan Proyek Pengelolaan Sampah Padat Bank Dunia (National Municipal Solid Waste Management Project) yaitu memberikan dukungan kepada Kementerian Perumahan Rakyat dan Pekerjaan Umum serta Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam melaksanakan program pengelolaan sampah senilai 1.2 miliar dolar AS yang sebagian besar akan didanai oleh pemerintah pusat dan daerah. Program ini diharapkan dapat menarik investasi pihak swasta senilai 1.5 miliar dolar AS.

Pada program yang akan berlangsung selama enam tahun ini, diharapkan sekitar 30 kota di Indonesia dapat mencapai sistem pemungutan, pengelolaan dan pembuangan sampah yang lebih baik, dan secara keseluruhan dapat mengurangi jumlah sampah yang mengalir ke laut, khususnya sampah plastik. 

    

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement