Rabu 04 Jul 2018 14:33 WIB

Pemerintah Dorong Produksi Massal Kendaraan Listrik

Kemenperin gandeng Toyota dan enam perguruan tinggi negeri (PTN).

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Teguh Firmansyah
Menteri Perindustrian Republik Indonesia, Airlangga Hartarto
Foto: RepublikaTV/Fakhtar Kahiron Lubis
Menteri Perindustrian Republik Indonesia, Airlangga Hartarto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kementerian Perindustrian berkolaborasi dengan Toyota Indonesia dan enam Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dalam melakukan riset komprehensif untuk pengembangan kendaraan listrik nasional. Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, hasil dari riset ini diharapkan dapat dikomersialkan sehingga Indonesia bisa memproduksi massal kendaraan listrik sendiri.

“Targetnya pada tahun 2025, 20 persen dari pasar otomotif nasional itu kendaraan listrik,” ujarnya usai peluncuran Riset Komprehensif Kendaraan Listrik di kantor Kementerian Perindustrian, Rabu (4/7).

Selagi riset dilakukan, Airlangga melanjutkan, pemerintah juga terus mengkaji kebijakan fiskal baru yang dapat mendukung pengembangan kendaraan listrik di Tanah Air. Kebijakan fiskal yang dimaksud antara lain super deductible tax untuk kegiatan inovasi industri serta penurunan pajak penjualan barang mewah (PPnBM) untuk kendaraan jenis sedan. “Untuk riset inovasi, kita berikan sekitar 200-300 persen insentifnya."

Baca juga,  Jokowi Prediksi Kendaraan Listrik akan Berkembang ke Depan.

Airlangga menambahkan, pengembangan kendaraan listrik merupakan bagian dari roadmap alias peta jalan Industri 4.0. Dalam roadmap tersebut, pemerintah bertekad menaikkan porsi anggaran untuk riset dari yang saat ini baru 0,3 persen dari total APBN, menjadi 2 persen pada 2030.

photo
Stan Tim Mobil Listrik Ulil Albab Student Center (UASC) Universitas Islam Indonesia (UII) di Indonesia International Motor Show (IIMS).

Presiden Direktur PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia Warih Andang Tjahjono mengatakan, pihaknya mendukung kegiatan riset berama yang diinisiasi pemerintah. Dari riset itu, Toyota berharap dapat lebih memahami preferensi konsumen serta kebutuhan infrastruktur pendukung kendaraan listrik di Indonesia.

“Kami harap dukungan dari Toyota bisa membantu memetakan arah industri otomotif nasional ke depan,” ujarnya.

Riset mengenai pengembangan kendaraan listrik akan dilakukan oleh enam PTN, yakni Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Sebelas Maret, Institut Teknologi Sepuluh November dan Universitas Udayana. Keenam PTN tersebut akan melakukan riset terhadap 12 kendaraan listrik jenis Prius Hybrid dan Prius Plug In Hybrid serta enam unit kendaraan konvensional dengan teknologi advanced engine. Semua kendaraan yang akan menjadi bahan penelitian disediakan oleh Toyota.

Ada empat aspek utama yang akan diteliti. Pertama, peneliti akan mempelajari aspek teknik kendaraan listrik, seperti jarak tempuh, konsumsi energi, charging dan infrastruktur melalui pelacakan data dalam penggunaan sehari-hari selama periode tiga bulan.

Kedua, peneliti juga akan mempelajari respons pengguna terkait pemanfaatan kendaraan. Kemudian, aspek ketiga yang akan diteliti yakni dampak dari penggunaan kendaraan listrik terhadap lingkungan, sosial dan industri. Terakhir, peneliti akan merumuskan usulan kebijakan yang dibutuhkan untuk pemanfaatan kendaraan listrik di Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement