REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perkembangan ekonomi syariah di Indonesia terus mengalami perkembangan. Terbukti dengan terus meningkatnya minat masyarakat Indonesia terhadap industri halal sudah berkembang menjadi gaya hidup atau lifetstyle.
Ketua Umum Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) Bambang Brodjonegoro mengatakan gaya hidup ini mencakup makanan halal, fashion, travelling, transaksi ziswaf serta bisnis syariah. "Semuanya terus berkembang sehingga ekonomi syariah memberikan pengaruh positif bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia," ujarnya, Jumat (29/6).
Hal ini sejalan dengan harapan pemerintah saat peluncuran Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) pada 2017 bahwa Indonesia dipersiapkan menjadi keuangan syariah internasional. Menanggapi hal tersebut, Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) sebagai salah satu wadah pakar ekonomi islam turut mendukung harapan pemerintah dengan mencetak generasi-generasi yang berkualitas di bidang ekonomi dan keuangan islam.
Caranya, ujar Bambang, melalui pembentukan Lembaga Sertifikasi Profesi Ekonomi, Keuangan dan Bisnis Islam (LSP EKBISI). Nantinya lembaga ini bertujuan untuk memberikan standardisasi kompetensi bagi mahasiswa perguruan tinggi tingkat akhir baik nasional maupun internasional sebagai salah satu pendamping ijazah guna mempermudah mereka untuk memasuki dunia usaha.
Gagasan tersebut disampaikan Bambang dalam pemaparan pelaksanaan Silaturahim Nasional dan Halal Bi Halal bersama stakeholders ekonomi syariah bertajuk “Sharia Never End”. Tema ini diangkat mengingat sektor ekonomi, bisnis dan keuangan islam terus berkembang di Indonesia dan ditandai dengan meluasnya lembaga keuangan islam seperti perbankan syariah, asuransi syariah, koperasi syariah, dan pasar keuangan syariah serta lembaga sosial islam.
"Sehingga diharapkan ekonomi syariah di Indonesia khususnya Jakarta sebagai islamic financial centre yakni sebagai offshore bagi industri keuangan syariah," ujar Bambang. Dalam kesempatan ini hadir di antaranya Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Ketua MUI KH Maruf Amin, dan Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta Prof Nasarudin Umar.
Hadir pula Komite Nasional Keuangan Syariah, Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia, Masyarakat Ekonomi Syariah, Pusat Ekonomi dan Keuangan Syariah, dan Asosiasi Bank Syariah Indonesia. Juga perwakilan Asosiasi BMT Indonesia, Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia, Islamic Insurance Society, Asosiasi Dosen Ekonomi Syariah, Forum Dosen Ekonomi dan Bisnis Indonesia dan Forum Silaturrahim Studi Ekonomi Islam.
Lebih lanjut Bambang menyampaikan IAEI bersama stakeholders berupaya dari sisi peningkatan sumber daya manusia (SDM) dengan mempersiapkan sumber daya yang kompeten dan berkualitas. Upaya ini melalui lembaga pendidikan dan pelatihan yang di antaranya saat ini sudah didirikan Lembaga Sertifikasi Profesi Ekonomi, Keuangan dan Bisnis Islam (LSP-EKBISI) sehingga kedepannya dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan ekonomi syariah di Indonesia.
"Hal ini tentu tak lepas dari peran serta seluruh pihak semoga sistem ekonomi, keuangan dan bisnis islam dapat terus dikembangkan dan memberikan manfaat yang optimal bagi pembangunan ekonomi bangsa secara luas," kata Bambang.