REPUBLIKA.CO.ID, KALIFORNIA -- Dalam upaya untuk meningkatkan produksi mobil listrik Model 3, Tesla mengalami masalah dengan robot dan mesin otomatis serta kebutuhan akan lebih banyak pekerja dan kekurangan baterai. Namun menurut CEO Tesla, Elon Musk, perusahaannya mungkin memiliki masalah yang lebih besar dari itu, yakni sabotase.
Dalam email yang dikirimkan kepada para karyawan pada Minggu (17/6) malam, Musk mengatakan seorang pekerja yang tidak puas telah membobol sistem komputer perusahaan dalam upaya untuk mengganggu produksi. “Saya kecewa untuk mengetahui bahwa seorang karyawan Tesla yang telah melakukan sabotase dan merusak sistem operasi kami,” tulisnya seperti dikutip The New York Times, Selasa (19/6).
Menurut Musk, sabotase yang dilakukan karyawan tersebut termasuk membuat perubahan kode langsung ke Sistem Operasi Tesla Manufacturing dengan nama pengguna palsu dan mengekspor sejumlah besar data Tesla yang sangat sensitif ke pihak ketiga yang tidak dikenal.
Meskipun tidak jelas apakah operasi tersebut berada di pabrik perakitan di Fremont, Kalifornia, pabrik baterai dekat Reno, Nevada atau di tempat lain. Gangguan baru-baru ini datang saat Tesla sedang berlomba untuk merampingkan operasi di jalur perakitan yang menghasilkan Model 3.
Musk mengandalkan Model menengah 3 untuk mendorong pendapatan lebih tinggi, menstabilkan keuangan Tesla dan memungkinkan perusahaan untuk mulai menghasilkan laba. Dia mengatakan bahwa Tesla akan menghasilkan uang di paruh kedua tahun ini jika mampu menghasilkan 5.000 atau lebih Model 3 per minggu, tingkat yang dia prediksi akan tercapai pada akhir bulan.
Pada pertemuan pemegang saham perusahaan bulan ini, Musk mengatakan perusahaan telah meningkatkan produksinya menjadi sekitar 3.500 Model 3 per minggu. Angka tersebut naik dari sekitar 2.000 sepekan pada awal Mei.
Tesla tampaknya tidak memiliki kekurangan pelanggan yang siap membeli mobil. Tercatat ada hampir 400 ribu orang dengan deposito sebesar 1.000 dolar AS yang sudah memesan mobil Tesla Model 3 ini bahkan sebelum dibuat pada musim panas lalu.
Sebagian besar dari pelanggan tersebut berharap bisa memiliki mobil Tesla Model 3 tipe standar yang dibanderol seharga 35 ribu dolar AS. Untuk saat ini, perusahaan sedang membuat versi yang dijual seharga 50 ribu dolar AS dan lebih banyak lagi.