Ahad 17 Jun 2018 12:55 WIB

Diramal Bakal Krisis Energi, Australia Tekan Harga Listrik

Pemerintah Australia juga mematok harga batubara murah untuk pembangkit listrik

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Pembangkit listrik, ilustrasi
Pembangkit listrik, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Menteri Energi Australia, Josh Frydenberg meminta seluruh sektor hilir energi di Australia untuk bisa menekan harga. Hal ini seiring dengan potensi krisis energi di Australia yang diramalkan akan terjadi jika pemerintah tidak menentukan strategi ketahanan energi.

 

Josh menjelaskan pihak pemerintah sudah mengupayakan menekan angka produksi listrik dan energi dengan mematok harga batubara yang cukup murah agar para perusahaan pembangkit listrik bisa memproduksi listrik yang murah bagi masyarakat. Sayangnya, menurut Josh, intervensi pemerintah belum banyak membuahkan hasil, karena pengusaha hilir energi di Australia masih membandrol harga konsusmi yang cukup tinggi.

 

"Biaya produksi sudah kami tekan hingga 30 persen dari tahun lalu. Dan ini kami harapkan juga bisa dirasakan oleh pelanggan," ujar Josh seperti dikutip oleh Bloomberg, Ahad (17/6).

 

Josh menjelaskan pihaknya juga sudah melayangkan surat pemberitahuan kepada pengusaha pengusaha energi di Australia untuk bisa mengendalikan harga. Josh menjelaskan pihaknya akan melibatkan komsisi Kompetisi Dagang Australia dan Komisi Konsumen pada akhir bulan ini.

 

"Kita perlu harga turun yang lebih banyak. Ini untuk menjaga daya beli masyarakat," ujar Josh.

 

Sebelumnya, para menteri energi dari enam negara bagian Australia bertemu untuk membahas terkait ketahanan energi nasional. Pertemuan ini dilakukan untuk membahas penurunan harga listrik dan meminta pihak pengusaha generator untuk menjamin pasokan emisi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement