REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan mengusulkan kenaikan kuota elpiji bersubsidi pada RAPBN 2019 naik 8 persen jika dibandingkan 2018. Ia ingin kuota LPG 3 Kilogram (Kg) bersubsidi yang disalurkan Pertamina ke masyarakat pada tahun depan dalam rentang 6,82-6,97 juta Metric Ton (MT).
Jonan menjelaskan penambahan kuota ini dilakukan karena meningkatnya konsumsi elpiji tiga kilogram. Apalagi, kata Jonan, distribusi elpiji bersubsidi saat ini sudah merata hingga Indonesia timur.
"Peningkatan konsumsi karena perluasan pasokan juga. Tapi kami juga akan tingkatkan pengawasan agar elpiji bersubsidi ini tepat sasaran," ujar Jonan di Gedung DPR RI, Selasa (5/6).
Jonan menjelaskan, kuota elpiji bersubsidi pada 2018 ditetapkan sebesar 6,45 juta MT. Hingga Mei 2018, realisasi penyaluran berdasarkan data Ditjen Migas Kementerian ESDM yang belum diaudit sebanyak 2,66 juta MT.
"Kalau Juni ini lebih banyak penyerapannya karena ada bulan Ramadan. Itu 6,45 juta MT itu diprediksi tidak akan terserap habis," katanya.
PT Pertamina (Persero) mencatat terjadi peningkatan konsumi elpiji sebesar 5 persen, pada pekan kedua Ramadan 2018. Hal ini diakibatkan peningkatan aktivitas rumah tangga pada momen tersebut.
Vice President Corporate Communication Pertamina Adiatma Sardjito mengatakan, memasuki pekan ke dua Ramadan, konsumsi elpiji menunjukkan peningkatan sekitar 5 persen dari rata-rata konsumsi normal.
"Hal ini karena aktivitas masyarakat di awal Ramadhan menunjukkan peningkatan, terkait dengan aktivitas rumah tangga yang menggunakan elpiji," kata Adiatma.
Menurut Adiatma, Pertamina telah mengantisipasi peningkatan konsumsi elpiji selama Ramadan hingga mudik Idul Fitri, dengan menambah pasokan sejak awal Ramadan. Perkiraan konsumsi elpiji meningkat dari rata-rata 23.124 metrik ton (mt) per hari menjadi 24.113 mt per hari selama masa Ramadan dan Idul Fitri nanti.
Target lifting
Pemerintah memasang target lifting migas pada 2019 naik jika dibandingkan 2018 lalu. Menteri ESDM, Ignasius Jonan mengatakan lifting migas 2019 dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2019 berkisar 1,944 juta sampai 2,105 juta barel setara minyak per hari (BOEPD).
Pada tahun anggaran 2018 lifting migas ditargetkan 800 ribu BOPD. Sedangkan untuk lifting gas sebanyak 1,21 juta sampai 1,3 juta BOEPD naik dari anggaran tahun 2018 sebanyak 1,2 juta BOEPD.
Jonan menjelaskan untuk bisa merealisasikan target tersebut, pemerintah akan menggenjot produksi wilayah kerja eksplorasi yang ada. Ia mengatakan pihaknya sudah meminta kepada Pertamina untuk bisa meningkatkan produksi. "Kami juga mendorong Pertamina sebagai perusahaan migas nasional untuk bisa mulai lebih aktif melakukan eksplorasi karena penemuan terakhir itu sekitar awal tahun 70-an setelah itu tidak ada penemuan besar lagi," ujar Jonan di Komplek DPR RI, Selasa (5/6).
Jonan juga menjelaskan untuk bisa menumbuhkan gairah eksplorasi Pemerintah memberikan berbagai insentif untuk pada KKKS. Hal ini kata Jonan juga bisa mendongkrak minat investasi di hulu migas. "Kita dorong lagi dengan insentif sehingga dikemudian hari ada penemuan lapangan lagi di Indonesia," ucap Jonan.