Selasa 29 May 2018 16:05 WIB

Bank Indonesia Diperkirakan Kembali Naikkan Suku Bunga

Bank Indonesia akan menggelar RDG bulanan tambahan pada Rabu (30/5).

Rep: Binti Sholikah/ Red: Nur Aini
Petugas keamanan melintas didekat logo Bank Indonesia (BI), Jakarta, Ahad (1/10).
Foto: Republika/Prayogi
Petugas keamanan melintas didekat logo Bank Indonesia (BI), Jakarta, Ahad (1/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia diprediksi kembali menaikkan suku bunga acuan pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulanan tambahan pada Rabu (30/5). Rapat tersebut akan membahas kondisi ekonomi dan moneter terkini serta prospek ke depan.

Para ekonom memprediksi hasil RDG bulanan tambahan tersebut akan menaikkan suku bunga acuan BI 7-day reserve repo rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,75 persen. Sebelumnya, pada RDG Bulanan Mei 2018, BI telah menaikkan suku bunga sebesar 25 bps menjadi 4,5 persen.

Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA), David Sumual, mengatakan, kenaikan suku bunga lanjutan masih diperlukan untuk stabilisasi ekonomi. "Ekspektasi saya masih akan ada kenaikan 25 bps lagi pada RDG tambahan tersebut," kata David saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (29/5).

David menilai BI saat ini akan lebih mengutamakan kebijakan pro-stabilitas untuk stabilisasi dan menyeimbangkan neraca transaksi berjalan (current account).

"Dalam tiga tahun terakhir kebijakan BI sudah sangat pro-pertumbuhan, tapi demand side dari kreditnya memang belum tumbuh kuat jadi persoalannya sebenarnya bukan di sisi moneter," ujarnya.

Dia mengatakan, dua hari terakhir nilai tukar rupiah dalam tren menguat. Menurutnya, pasar mengantisipasi kemungkinan kenaikan suku bunga acuan pada RDG tambahan. "Ke depannya kemungkinan kenaikan suku bunga acua bisa saja kembali terjadi tergantung perkembangan data eksternal dan domestik," ujarnya.

Ekonom Permata Bank, Josua Pardede juga memprediksi kenaikan suku bunga acuan. "Kalau saya lihat dari beberapa pernyataan terakhir Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo seperti dalam rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), saya lihat suku bunga acuan akan dinaikkan 25 bps menjadi 4,75 persen dalam rangka menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dalam jangka pendek," kata Josua.

Menurutnya, langkah tersebut juga untuk mengantisipasi dampak kenaikan suku bunga AS Fed Fund Rate pada Juni. Sebab, pada saat rapat FOMC tersebut bersamaan dengan libur Idul Fitri dan RDG selanjutnya digelar akhir Juni.

"Ini langkah preemtive antisipatif sebelum The Fed menaikan suku bunga biambil langkah preventif untuk rupiah," ujar Josua.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement