Jumat 25 May 2018 13:58 WIB

Pertamina: Puncak Konsumsi Avtur H-5 dan H+7 Lebaran

Pertamina telah menambah frekuasi suplain tanker ke Depot Pengisian Pesawat Udara.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Teguh Firmansyah
Petugas Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) PT. Pertamina dengan menggunakan mobil tangki mengisi bahan bakar minyak Avtur untuk salah satu pesawat komersil di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar, Aceh, Selasa (1/8).
Foto: Antara/Irwansyah Putra
Petugas Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) PT. Pertamina dengan menggunakan mobil tangki mengisi bahan bakar minyak Avtur untuk salah satu pesawat komersil di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar, Aceh, Selasa (1/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT. Pertamina (Persero) memproyeksikan konsumsi avtur mencapai puncaknya pada H-5 dan H+7 Idul Fitri 2018. Meski demikian, langkah kesiapan sudah dilakukan untuk memastikan kelancaran pasokan bahan bakar pesawat tersebut.

Pertamina memperkirakan, kenaikan avtur selama arus mudik 2018 meningkat sekitar 5 persen dari rata-rata normal 15.606 KL per hari menjadi 16.333 KL per hari.

"Pada puncaknya pada H-5 Idul Fitri kami perkirakaan konsumsinya mencapai 17.388 KL per hari, sebagaimana tahun-tahun sebelumnya pemudik menggunakan pesawat udara selalu melakukan perjalanan mendekati lebaran," jelas Vice President Corporate Communication Pertamina Adiatma Sardjito, Jumat (25/5).

Untuk menjaga stok avtur, sejak H-30 Pertamina menambah frekuensi suplai tanker ke Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) maupun Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM). Pertamina juga memastikan kesiapan dan keandalan sarana dan fasilitas di DPPU. Kemudian memastikan kesiapan RAE Supply (Regular, Alternative & Emergency) yang saat ini simulasinya dilakukan di wilayah masing-masing. Terutama untuk DPPU utama jalur mudik baik di wilayah Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.

Adiatma menambahkan. untuk wilayah Jakarta, Bandara Soekarno Hatta dan Halim Perdana Kusuma diperkiraaan mengalami peningkatan besar, karena menjadi konsentrasi pemudik dari Jakarta ke berbagai daerah lainnya.

Sebelumnya, Pertamina Marketing Operation Region III menjamin kecukupan BBM dan LPG di Provinsi Banten selama Ramadhan dan Idul Fitri 1439 H.

Menurut Unit Manager Communication & CSR MOR III Dian Hapsari Firasati, kenaikan permintaan BBM saat normal dibandingkan pada masa satgas (H-15 hingga H+15 Idul Fitri 1439 H) 2018 diperkirakan sekitar 8,35 persen. " Ini untuk BBM jenis gasoline seperti Premium, Pertalite, Pertamax dan Pertamax Turbo," ujarnya kemarin.

Sementara untuk jenis Gasoil seperti Solar, Biosolar, Dexlite dan Pertamina Dex diprediksi mengalami penurunan sekitar 3,79 persen. Adapun untuk produk LPG di wilayah Banten diperkirakan akan mengalami kenaikan permintaan dibandingkan konsumsi normal 2018 yaitu sebesar 7,4 persen. Kemudian kenaikan permintaan LPG Non PSO seperti Bright Gas 5,5 Kg, Bright Gas 12 Kg dan Elpiji 12 kg diperkirakan akan naik sebesar 7,9 persen.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, Pertamina telah melakukan penambahan stok. Jadi masyarakat tidak perlu khawatir, pasokannya akan cukup. "Khusus, produk gasoil (Solar, Dexlite dan Pertamina Dex) biasanya mengalami penurunan selama masa satgas Idul Fitri karena adanya aturan yang membatasi waktu keluarnya kendaraan angkut besar di jalur tol," ujarnya.

Selain menambah pasokan, Pertamina juga berkordinasi dengan pihak kepolisian dan dinas perhubungan untuk mengantisipasi jalur atau titik kemacetan di jalan raya. Hal ini penting sehingga Pertamina dapat mempersiapkan jalur alternatif untuk distribusi BBM ke SPBU dengan mobil tangki.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement