Kamis 24 May 2018 17:46 WIB

Alfa Catat Pendapatan Bersih Rp 61 Triliun

Pertumbuhan pendapatan didorong oleh pertambahan gerai perseroan.

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Teguh Firmansyah
Jajaran direksi PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan, Kamis (24/5).
Foto: Humas Alfamart
Jajaran direksi PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan, Kamis (24/5).

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (Perseroan) meraup pendapatan bersih lebih dari Rp 60 triliun. Angka ini meningkat dari pendapatan perusahaan pada 2016.

"Pendapatan neto konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak pada tahun 2017 mencapai Rp 61,46 triliun, meningkat sebesar 9,55 persen dibandingkan tahun 2016 yang mencapai Rp 56,11 triliun," ujar Presiden Direktur PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk Hans Prawira dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan di Kantor Pusat Alfamart Tangerang, Kamis (24/5).

Pertumbuhan pendapatan neto terutama didorong oleh pertambahan gerai Perseroan dan Entitas Anak, selain juga pertumbuhan pendapatan gerai sepanjang 2017.

Hans menjelaskan, pertumbuhan gerai Perseroan dan Entitas Anak sebesar 9,3 persen menjadi 15.028 gerai, yang terdiri dari 13.477 gerai Perseroan dan 1.551 gerai Entitas Anak. Sebanyak 33,7 persen gerai Perseroan dan Entitas Anak tersebar di Jabodetabek, 37,6 persen tersebar di wilayah Jawa non Jabodebatek dan 28,7 persen lainnya berada di luar Pulau Jawa.

 

"Beberapa tahun terakhir, Perseroan dan Entitas Anak masih fokus pada pengembangan gerai di luar Jawa, dengan senantiasa mempertimbangkan potensi bisnis di wilayah baru," kata Hans.

Sebagai upaya memperkuat pertumbuhan jaringan gerai, selain menambah jumlah gudang Perseroan dan Entitas Anak juga meningkatkan layanan gudang melalui perbaikan proses bisnis dan layout gudang. Hingga 2017, Perseroan mengelola 32 gudang dan Entitas Anak mengelola 10 gudang.

Ia menambahkan, sejalan dengan strategi bisnis, beberapa tahun terakhir perseroan dan Entitas Anak fokus untuk meningkatkan kinerja dan layanan gerai waralaba serta selektif dalam pembukaan gerai baru.

Hal tersebut dilakukan dengan analisa dan review kinerja seluruh gerai, memperbaiki serta meningkatkan sistem layanan dan pelaporan bagi terwaralaba maupun calon investor.

Sepanjang 2017, Perseroan berupaya menambah kerja sama dengan pihak ketiga dalam menyediakan layanan e-service (payment point, e-voucher, e-ticketing and travel, delivery service, dan layanan elektronik lainnya). Dengan layanan yang ditawarkan tersebut, manajemen berkeyakinan gerai Perseroan menjadi one stop point untuk kebutuhan sehari-hari pelanggan.

Pengembangan bisnis berbasis teknologi juga menjadi prioritas manajemen di era digital ini. Virtual Store Alfamind yang telah dikembangkan sejak 2016 telah memiliki mitra lebih dari 3.000 store owner dan lebih dari 140 suplier produk-produk berkualitas.

Kondisi perekonomian nasional sepanjang  2017 juga berpengaruh pada peningkatan pendapatan ritel ini. Pertumbuhan ekonomi 2017 menunjukkan pertumbuhan yang positif dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini sejalan dengan pertumbuhan perekonomian global dan kenaikan harga komoditas global.

Produk Domestik Bruto Indonesia tumbuh sebesar 5,07 persen atau Rp 13.588 triliun dibanding 2016 sebesar 5,03 persen atau Rp 12.407 triliun. Namun perbaikan kinerja konsumsi rumah tangga sepanjang  2017 masih belum cukup kuat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Kinerja konsumsi rumah tangga pada 2017 tumbuh lebih rendah sebesar 56,13 persen dibanding 2016 yang sebesar 56,50 persen sehingga berdampak kepada kinerja penjualan ritel sepanjang 2017.

Ada tantangan juga yang dihadapi selama 2017, seperti kenaikan Upah Minimum Kabupaten/Propinsi; kenaikan harga bahan bakar minyak; peningkatan tarif dasar listrik dan kenaikan harga sewa properti memiliki dampak yang cukup signifikan terhadap kenaikan biaya tenaga kerja, biaya distribusi dan biaya sewa.

Presiden Komisaris Perseroran, Feny Djoko Susanto menyatakan, direksi dan jajarannya pada awal 2017 telah menetapkan target-target Perseroan dengan memperhitungkan kondisi makro ekonomi, sosial politik dan asumsi bisnis tertentu.

Jajaran manajemen juga fokus untuk melakukan efisiensi biaya dan peningkatan produktivitas kerja karyawan juga meningkatkan layanan berbasis teknologi.

"Kami percaya bahwa struktur tata kelola perusahaan dan organ-organ tata kelola telah menjalankan fungsinya dengan baik sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar, Undang-undang, dan peraturan lainnya yang berlaku," tutup Feny.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement