Kamis 24 May 2018 13:11 WIB

BKP Kementan Cek Stok Pangan Palembang

Harga bawang dan cabai di pasar tradisional lebih murah daripada di ritel modern.

Red: EH Ismail
Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian (Kementan) Agung Hendriadi saat mengecek ketersediaan dan harga pangan di Palembang, Sumatra Selatan, Rabu (23/5).
Foto: Humas BKP Kementan.
Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian (Kementan) Agung Hendriadi saat mengecek ketersediaan dan harga pangan di Palembang, Sumatra Selatan, Rabu (23/5).

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian (Kementan) mengecek ketersediaan dan harga pangan di Pasar Sako Mandiri di Jalan Siaran, Palembang, Sumatra Selatan, Rabu (23/5). Pengecekan ketersediaan dan harga pangan dinilai sangat penting utnuk menjaga stabilitas harga dan pasokan.

“Semua kita cek agar kebutuhan pangan masyarakat tercukupi,” kata Kepala BKP Kementan Agung Hendriadi. Saat inspeksi ke Pasar Sako Mandiri, Agung ditemani Kepala Bidang Distribusi dan Cadangan Pangan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Palembang Muslim.

Inspeksi dilakukan mulai jam 07.30 WIB. Begitu tiba di pasar yang buka dari pukul 03.00 WIB sampai jam 11.00 WIB,  Agung langsung menuju kios penjual daging.

“Berapa harga daging sekilo?” tanya Agung.

“Sudah mulai turun dibanding awal ramadhan, Pak. Pekan lalu masih sekitar Rp 150 ribu per kilogram, sekarang antara Rp 130 ribu sampai Rp 140 ribu,” jawab pedagang daging bernama Firdaus.

Menurut Firdaus, hanya pada awal ramadhan permintaan daging naik, sehingga harga juga ikut naik. “Kalau sekarang, berangsur-angsur terus turun,” ujar dia.

Selanjutnya, Agung beranjak ke kios pedagang daging ayam. Di sana, dia pun menanyakan hal yang sama. Menurut Evi, pedagang daging ayam, saat ini harga daging ayam sudah turun. Beberapa hari lalu, harganya masih Rp 40 ribu per kilogram, sekarang menjadi Rp 36 ribu. “Ada kemungkinan bisa turun lagi  karena stoknya banyak, tapi pembelinya kurang,” kata  Evi.

Evi mengaku tidak pernah menjual barang dagangannya dengan harga yang sangat tinggi. Sebab, dia khawatir pembeli sepi dan makin meninggalkan pasar tradisional. “Kami berjualan enggak mahal-mahal. Takut sepi pembeli. Sedikit untung enggak apa-apa yang penting laku,” ujar Evi yang mengaku mampu menjual 200 kilogram daging ayam setiap harinya.

Sasaran inapeksi berikutnya adalah “Toko Amir” yang menjual telur ayam. Di toko itu, Agung mendapatkan keterangan serupa, yakni harga telur ayam sudah turun dibandingkan dua hari yang lalu. “Kalau semula Rp 22 ribu per kilgram, sekarang Rp 21.500,” kata Agus, pemilik “Toko Amir”.

Mengenai pantauan harga di pasar tradisional tersebut, selengkapnya adalah harga bawang merah dijual Rp 32 ribu/kg, bawang putih Rp 20 ribu/kg, cabai merah keriting Rp 20 ribu/kg, dan beras medium di bawah Rp 9.000.

Usai sidak di Pasar Mandiri Sako, Agung juga mengecek ketersediaan dan harga pangan di pasar ritel modern. Di pasar ritel modern tersebut, Agung mendapat penjelasan dari petugas pengadaan barang bernama Sigit.

“Daging ayam ras kami jual Rp 34 ribu per kilogram, kalau telur Rp 21.500 dan daging sapi Rp 109 ribu, Sedangkan daging kerbau beku dan daging sapi beku Rp 80 ribu per kilogram,” ujar Sigit.

Agung cukup heran saat mengetahui harga bawang merah dijual Rp 51.900 dan  cabai merah keriting Rp 49.900 serta cabai rawit merah mendekati Rp 100 ribu per kilogramnya.

“Ini kenapa harganya mahal sekali? Di pasar tradisional harganya jauh lebih murah. Tolong segera harganya diturunkan, kasihan masyarakat kalau begini,” tegas Agung.

Selain inpeksi ke pasar, dalam kunjugan kerjanya ke Sumatra Selatan, Agung juga memimpin Rapat Koordinasi Serab Gabah Petani (Sergab). (Humas BKP Kementan)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement