Jumat 18 May 2018 08:50 WIB

Perang Dagang, Ini yang Ditawarkan Cina ke Trump

Produsen pesawat AS Boeing akan menjadi penerima manfaat dari tawaran Cina.

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Teguh Firmansyah
Donald Trump
Foto: REUTERS/Jonathan Ernst
Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Cina menawarkan usulan paket pembelian produk Amerika Serikat (AS). Paket pembelian itu untuk mengurangi defisit perdagangan AS dengan Cina yang mencapai 200 miliar dolar AS per tahun.

Tawaran itu datang dalam dua hari pertama perundingan perdagangan AS-Cina di Washington. Perundingan dilakukan untuk menyelesaikan ancaman tarif antara dua ekonomi terbesar dunia itu.

Salah satu sumber mengatakan, produsen pesawat AS Boeing Co akan menjadi penerima manfaat utama dari tawaran Cina, jika Trump mau menerimanya. Boeing merupakan eksportir AS terbesar dan sudah menjual sekitar seperempat pesawat komersialnya kepada pelanggan Cina.

Sumber lain yang akrab dengan perundingan mengatakan, paket itu mungkin termasuk beberapa penghapusan tarif Cina yang sudah menyulitkan sekitar empat miliar dolar AS produk pertanian AS termasuk buah, kacang, daging babi, anggur dan sorgum.

Dua ekspor terbesar AS ke Cina adalah pesawat senilai 16 miliar dolar AS tahun lalu dan kedelai sebesar 12 miliar dolar AS. Trump berulangkali menuding Cina telah bermain curang dalam perdagangan di antara kedua negara. Trump menginstruksikan untuk mengenakan tarif khusus bagi produk-produk dari negeri Tirai Bambu tersebut.

Setidaknya 1.300 produk asal Cina mulai dari barang canggih seperti satelit hingga perabot rumah tangga, menjadi sasaran."Dalam menentukan produk yang dikenakan tarif, AS mengidentifikasi berdasarkan manfaat serta meninjau kebijakan industri Cina 2025," ungkap Laporan Kantor Perwakilan Perdagangan AS (USTR).

Cina melakukan aksi balasan dan menetapkan tarif untuk lebih dari 100 jenis barang impor dari AS, terutama produk buah-buahan dan daging babi pada Senin (2/4) ini. Perselisihan ini membuat kegundahan di pasar internasional mengingat perang dagang dapat berimbas ke negara-negara lain, termasuk Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement