Selasa 15 May 2018 16:45 WIB

Aksi Teror Belum Berdampak pada Sektor Pariwisata

Arief tak mengelak aksi teror bom memberikan citra buruk bagi Indonesia.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Muhammad Hafil
Kawasan wisata Mandalika di Lombok (Ilustrasi wisata Indonesia).
Foto: www.mm-industri.com
Kawasan wisata Mandalika di Lombok (Ilustrasi wisata Indonesia).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah negara telah mengeluarkan imbauan perjalanan atau travel advisory bagi warganya yang berada di Indonesia menyusul serangan bom di Surabaya, Jawa Timur. Kendati demikian, menurut Menteri Pariwisata Arief Yahya, imbauan perjalanan dari beberapa negara tersebut belum memberikan dampak bagi pariwisata Indonesia.

"Jadi kalau travel advisory secara statistik belum banyak mempengaruhi, karena itu memang kewajiban bagi negara itu untuk mengingatkan agar tidak datang ke daerah tertentu di sebuah negara. Jadi tidak secara umum," kata Arief di Komplek Istana Presiden, Jakarta, Selasa (15/5).

Imbauan perjalanan tersebut dikeluarkan oleh negara Inggris, Amerika Serikat, Singapura, dan juga Australia. Namun, lanjut dia, imbauan perjalanan dari sejumlah negara tak akan memberikan dampak yang signifikan layaknya edaran larangan perjalanan atau travel banned.

"Kalau mau terus terang, yang datang ke Surabaya juga enggak sampai sekian persen, gitu ya. Jadi masih banyak destinasi lain yang bisa dikunjungi," tambahnya.

Kendati demikian, Arief tak mengelak serangan bom bunuh diri di Surabaya memberikan citra negatif terhadap pariwisata Indonesia di mata dunia. Masalah keamanan ini, kata dia, juga dapat dialami oleh negara-negara lainnya.

"Impact-nya contoh, pemerintah Australia beberapa kali mengeluarkan travel advisory, syukurnya kunjungan masyarakat (Australia ke Indonesia) tidak terlalu berpengaruh," ujar Arief.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement