REPUBLIKA.CO.ID, Bagi sebagian pasangan yang sudah menikah, hadirnya seorang anak merupakan sebuah kebagaiaan tersendiri yang tak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Hingga membuat para orang tua baru bersemangat untuk mempersiapkan segala kebutuhan yang diperlukan sang buah hati.
Bahkan, banyak pasangan yang mulai tak peduli berapa banyak uang yang dihabiskan hingga tabungannya mulai menipis dan hampir habis hanya untuk pengeluaran, yang sebenarnya tidak semuanya dibutuhkan.
Anak memang sumber kebahagiaan bagi orang tua, tetapi bukan berarti hal ini membuat para orang tua lupa akan tugasnya dalam mengatur keuangan keluarga. Sebab, bagaimanapun juga pengeluaran tidak boleh melampaui batas penghasilan yang diperoleh supaya tidak terjadi kekacauan dalam keungan rumah tangga.
Lantas, bagaimana mengatur keuangan keluarga setelah anak lahir? Simak ulasannya berikut ini sebagaimana dikutip dari Cermati.com.
1. Buatlah Skala Prioritas
Menentukan prioritas apa yang harus didahulukan merupakan hal yang penting ketika dihadapkan pada kondisi keuangan yang terbatas. Namun, bukan berarti jika kondisi keuangan berlimpah, boleh sesuka hati.
Mendahulukan yang penting dan lebih dibutuhkan serta menunda atau bahkan tidak melakukan sesuatu yang tidak perlu itu harus dilakukan dalam mengelola keuangan keluarga. Oleh karena itu, buatlah skala prioritas dengan mengevaluasi lebih dalam apa saja pengeluaran-pengeluaran penting setiap bulannya.
Untuk itu, ketahui lebih dulu seperti apa skema pengeluaran keluarga tiap bulan, mulai dari yang paling kecil hingga yang paling besar, dari yang wajib hingga yang tidak perlu. Semua harus dicatat secara rinci supaya dapat diketahui ke mana saja uang dihabiskan.
Ketika ternyata angkanya lebih besar pengeluaran, buatlah prioritas, pos-pos apa yang harus didahulukan atau wajib dipenuhi terlebih dahulu, barulah untuk kebutuhan lainnya.
Setelah itu, buatlah daftar mengenai pengeluaran yang prioritas dan wajib dalam satu bulan tersebut. Kemudian, sesuaikan dengan penghasilan yang diperoleh selama satu bulan. Dengan begitu, setidaknya para orang tua baru akan mulai bisa mempersiapkan dan mengatur keuangannya.
2. Atur Pengeluaran yang Bijak
Hemat bukan berarti harus menyiksa atau membatasi diri. Akan tetapi, hal ini penting supaya Anda lebih bijak dalam mengatur dan mengelola keuangan keluarga, apalagi ketika sudah memiliki anak.
Sikap hemat sebetulnya membuat kita supaya lebih bijak dalam mengatur pengeluaran. Anda harus mendahulukan apa yang penting dan menunda apa yang kurang dibutuhkan.
Melakukan hal ini memang tidak mudah karena diri merasa terkekang dan seolah terbebani. Sebab, keinginan konsumtif dibatasi.
Namun, yang perlu disadari adalah berhemat bukan hanya untuk menahan diri agar tidak boros, melainkan lebih pada bagaimana mengatur pengeluaran dengan bijak dan terarah. Selain mengurangi pengeluaran konsumtif yang kurang perlu, juga memikirkan bagaimana caranya menyisihkan penghasilan untuk ditabung. Misalnya saja untuk tabungan pendidikan anak, asuransi, hingga untuk investasi.
3. Mulai Persiapkan Dana Darurat
Dana darurat adalah dana yang khusus dipersiapkan untuk segala hal yang sifatnya mendadak dan penting yang mungkin terjadi. Sebab, dana ini khusus untuk keadaan darurat yang mungkin saja tak bisa terpenuhi oleh asuransi atau simpanan pribadi, seperti terkena PHK atau kehilangan mata pencaharian.
Mengapa penting untuk mempersiapkan dana darurat? Sebab, tidak ada yang bisa memastikan apa pun yang terjadi di dunia. Karena itu, mempersiapkan dana darurat juga termasuk prioritas yang harus diutamakan dalam mengatur keuangan keluarga. Semua itu diperlukan guna lebih siap menghadapi segala kemungkinan terburuk yang bisa saja terjadi.
Alokasi dana darurat bisa disesuaikan dengan penghasilan keluarga, jangan sampai terlalu besar hingga membebani anggaran. Walaupun sedikit, asalkan konsisten, itu sudah menjadi tahapan yang bagus daripada mengalokasikan secara besar, tetapi hanya sekali waktu. Itu tidak akan efektif.
4. Persiapkan Masa Depan Anak
Memiliki anak tak hanya perlu dirawat dan dididik dengan baik, tetapi juga membutuhkan tanggung jawab untuk mempersiapkan masa depannya, misalnya saja kebutuhan akan asuransinya. Ini penting untuk memberikan proteksi pada anak secara finansial dan menghindarkannya dari hal-hal yang merugikan.
Untuk memilih asuransi, sesuaikan dengan kebutuhan dan juga kemampuan, tetapi juga jangan lupakan manfaat atau nilai pertanggungan yang bisa diperoleh. Seperti asuransi pendidikan, misalnya, ini akan memberikan manfaat untuk memenuhi kebutuhan pendidikannya kelak.
Oleh karena itu, cari tahu secara mendalam supaya tidak salah ketika memilih asuransi untuk memberi perlindungan secara finansial pada masa depan anak Anda.
5. Mulai Berinvestasi Secara Cerdas
Ketika memiliki anak, bukan berarti harus berhenti untuk berinvestasi. Justru dalam kondisi ini, Anda harus lebih meningkatkan lagi dan memilih investasi yang cerdas.
Investasi penting sebagai bagian dari cara mengelola keuangan keluarga dengan lebih baik. Sebab, jika penghasilan masih saja tetap sama, dengan banyak kebutuhan yang meningkat seiring waktu dan harus dicukupi, investasi bisa menjadi jalan keluar untuk memenuhinya.
Untuk itu, cerdaslah dalam memilih investasi yang aman dan minim risiko. Sehingga, masa depan keluarga lebih terjamin.
Bijaklah dalam Mengatur Pola Pengeluaran
Anak merupakan investasi masa depan bagi orang tuanya. Sehingga, penting untuk mempersiapkan segala kebutuhannya dengan baik. Namun, bukan berarti jadi pembenaran untuk berbuat boros.
Selalu pertimbangkan dengan baik dan bijak dalam mengatur pengeluaran keluarga. Supaya pada kemudian hari, Anda sebagai orang tua tak merasa bahwa anak merupakan beban. Maka, mulailah mengatur keuangan keluarga sejak awal dan nikmatilah hidup yang tenteram.